ADA yang berpendapat kalau tidak semrawut, longgar, dan tampak bersih, namanya itu bukan pasar tapi mal. Bahkan mal saja banyak yang semrawut dan kotor, apalagi seperti Pasar Klewer di Solo ataupun pasar tradisional lain. Kesemrawutan, suk-sukan, dan kekumuhan menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar pada umumnya.
Mengapa semua pasar terkesan seperti itu? Jawabnya, pedagang ikut andil menciptakan kondisi kesemrawutan. Memang pedagang akan protes dengan anggapan seperti itu. Tidak semua pedagang apriori terhadap lingkungannya. Masih ada pedagang yang peduli dan tertib dalam menjalankan usaha, mau menata diri, dan berperan menciptakan suasana kondusif.
Kesadaran untuk ikut menciptakan seperti itu, memang dibutuhkan dari pedagang. Dengan ikut menciptakan rasa nyaman, bersih, dan aman, selain merupakan bentuk pelayanan kepada pembeli, sekaligus bentuk promosi. Dengan suasana kondusif, pembeli akan kerasan berlama-lama di pasar dan ingin kembali lagi untuk berbelanja.
Kesadaran seperti itu juga perlu saat di lahan parkir. Berapa banyak mobil pedagang yang seharian mangkal di lokasi parkir? Kalau kendaraan pedagang di parkir di tempat lain yang lebih luas, misalnya di kawasan Beteng Plaza yang masih luas, lahan parkir kawasan pasar agak longgar. Apakah kepedulian seperti itu sudah ada dan muncul dari para pedagang, hanya mereka yang tahu.
Alternatif relokasi pasar untuk menjaga agar kondisinya tidak lebih buruk lagi. Untuk mengurangi supaya menjadi lebih baik, agaknya cukup sulit. Apalagi semua elemen masyarakat yang terkait tidak berupaya menertibkan diri sendiri, ditambah kondisi pemerintah yang berwenang dalam penataan pasar terkesan belum bekerja secara maksimal.Relokasi pasar yang bagaimana dan seperti apa yang cocok untuk mengatasai berbagi persoalan tersebut. Menurut apa yang tlah aku pelajari, mengutip sedikit pendapat Roman Hall, salalh seorang arsitek dari Italia, dia menyebutkan bahwa Relokasi pasar yang baik dilakukan adalah disaat semua tata kota telah berajalan, jadi menurutnnya sebuah bentuk relokasi apapun itu sebelum tata kota telah tertata dengan baik tidak akan berhasil. Setuju jika memang diutarakan demikian, apalagi jika kita melihat tata kota di wilayah Indonesia khususnya Solo belum terlaksamna secara terkonsep.Tidak hanya itu, peran serta yang aktif dan penuh tanggung jawab dari pihak pedagang, masyarakat maupun pemerintah akan sangat membantu dalam terciptanya iklim yang kondusif dipasar.
Jangan dilupakan juga, pasar merupakan tempat dari berbagi elemen yang berinteraksi didalamnya. Dari hal Budaya sampai yang berbau politik ikut nimbrung. Hal-hal kecil seperti komunikasi antar pedagang maupaun pedagang dengan pembeli sampai terciptanya sebuah kerukunan masyarakat menjadi fungsi lain dari pasar. Pasar bukan hany sebagai sebuah transaksi jual beli, namun lebih difungsikan sebagi tempat berinteraksi masyrakat dan salah satu tempat untuk menyelamatkan budaya yang mulai luntur dimasyarakat. Jadi jangan sampai peran pasar apalagi pasar trdisional tergantikan dengan peran Mall yang cenderung membuat masyarakat bersifat hedonis dan konsumtif.
Mblink...............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar