Kamis, 24 April 2008

POP CULUTRE

Lucu juga, mentertawakan diri sendiri
yg sangat inferiority complex..
Pernahkah ketika anda masih SMA pergi
ke Club atau Diskotik?.. saya pernah!
dan bangga banget!
Damn, I Love Indonesia, lebih bebas!

Sapa bilang Amerika negara bebas???
Pernahkan anda melihat (atau merasakan
sendiri) sekelompok anak muda minum
bir?...
wah bukan pemandangan aneh di parkiran
Circle K Bandung! every single store!
Tau Texas?.. Tau! Kota yang ngga boleh
minum alkohol sembarangan kan? mending
di Bandung, atau di Jakarta, mau mabok
sambil nyetir juga boleh!

Pernahkah anda membeli majalah yang
porno, setengah porno -apapun
sebutannya- yang covernya adalah
wanita berbikini dengan headline 7
Trik Liar Di atas Ranjang?
Kupu Kupu Malam Kota Solo dan majalah
yang setiap edisinya tidak pernah
luput dari kata Mr. Happy? ...
Ngga tuh (Boong!! Liat ada apa di
bawah kasur? yang diumpetin di lemari?
Bagasi mobil belakang).. Di mana anda
beli majalah Playboy? atau majalah
sejenis itu?.. sebelum ke kantor di
tukang koran, dan bangga banget punya
playboy karena ngga usah subscribe
kaya di Amerika, aneh padahal negara
USA produsen-nya kok mereka ribet
banget sih, harus liatin ID segala?

di Indonesia di emperan juga ada, di
mana aja yang penting hati bangga!
Siapa yang bangga ada majalah Playboy
Indonesia? Siapa yang bangga dengan
Cosmopolitan Indonesia? .. Ya orang
Indonesia, mereka bangga! Playboy
pertama di Asia Tenggara!! (tapi kok
di Malaysia malah ngga ada, malahan di
Singapore majalah sekelas Cosmopolitan
aja dibredel? mereka bodo banget deh)

Kita seneng deh mengadopsi semua hal
dari luar negeri!
Siapa yang suka nonton plagiatnya
Saturday Night Live?... Gila lucu
banget ya? Lucu mana dengan Indonesia
yang suka niru?

Siapa yang BENCI Amerika???...
KITAAA ORANG INDONESIA BENCI banget
Amerika, makanya kita memilih dan
senengggg banget minum Pepsi, Beli
MC.D, Pake HaPe Motorola, Nonton film
Hollywood, Beli I-Pod, Ngopi di
Starbucks, Nonton Desperate
Housewives, Ikutan Test TOEFL ..

Siapa benci Eropa? dan hal yang
kebarat-baratan? ...
Kita deh sebagai Orang Indonesia,
makanya kita belanja di Mall yang gaya
eropabanget, Belanja baju di Mango,
Makan Steak, Melakukan freesex biar
kaya James Bond dan Matahari (anda
pasti tau dong siapa dia kalau anda
bisa berkomentar tentang RUU
APP) ..

kita juga sebel banget dengan hal yang
kebarat-baratan apalagi eropa, makanya
kita pake handphone Nokia dan mobil
BMW ..

Mau ngga jadi tuan rumah Miss
Universe?... DI INDONESIA??? KAPAN???
SERU BANGET TUH!!!
aduh banyak cewek kece pake bikini.
Udah malem finalnya di Indonesia aja,
daripada di amerika kan udah ditolak,
di Puerto Rico kan kemaren males jadi
tuan rumah, lagian bukannya sekarang
Tuan Rumah Miss Universe sedang
dilempar ke negara miskin dan third
world karena dianggap basi ama
Amerikanya sendiri??

Indonesia sih pasti seneng banget dan
bangga banget jadi buangan tuan rumah
Miss Universe!
Pilih masuk AFI atau jadi juara
Olimpiade Fisika? ... AFI dong,
kondang bo! kalau bisa semua masuk
reality show!

Olimpiade Fisika ngapain? paling
direkrut ama Singapore atau Jerman,
duh pendidikan itu ngga penting di
Indonesia .. yang penting outlook,
mudah membual, nepotisme.. kalau mau
terlihat berpendidikan berlagak sok
pinter aja.. asal lo bisa bual tentang
playboy, RUU APP, meski belum tentu
bener, yang penting ngomong!

Suka Infotainment? ... duuh kita
sebagai orang Indonesia tuh seneng
banget gila kalau ngomongin orang yang
jelek-jeleknya.. Kita selalu haus
dengan terbukanya Aib, daripada kaya
Singapore yang malah bangga dengan
National Geographic? apa gunanya?

Kalau E! chanel suka?.. duh cable
masih jarang sih di Indonesia,di
Pedesaan belom masuk.. jadi kita ngga
tau.. lagian acaranya ngga mutu ya
ngomongin artis dari sisi glamour dan
kreatifnya doang, kurang ngomongin
aib!

Cinta Produk Indonesia?.. duh Soeharto
banget sih jamannya ACI, gih ke
malaysia aja yang produk lokalnya
lebih kepake dari pada Pierre Cardin,
Hugo Boss, Esprit, U2 ..

kita lebih suka negara kita "terjajah"
dan dibanjiri produk asing ..emang
kita Jepang yang produktif? lebih
hebat kita dong, Indonesia yang selalu
konsumtif tanpa jadi produktif, ampe
minyak aja impor .. kita negara
terkaya di dunia!

Bisa menari atau menyanyi khas
Indonesia?..bisa, aku bisa breakdance
dan ngerap pake bahasa Indonesia. Apa
itu Indonesia?.. Jawa minus Jawa Barat
selebihnya negara tetangga,presiden
jawa, menteri jawa, pejabat militer
jawa, yang bukan orang Indonesia ngga
boleh jadi presiden

Jakarta itu apa?.. Ibu Kota, pusat
ekonomi, pusat bisnis, pusat
pemerintahan, pusat indutrsi, pusat
belanja, pusat hiburan, semua terpusat
disini deh, ada Taman Mini Indonesia
juga makanya untuk apa peduli ama
Indonesia yang luas? yang mini-mini
aja dulu ..

Tau fungsi dari New York City,
Washington D.C, Los Angeles
(Hollywood),Nebraska, Texas di
Amerika? ..
aduh maaf pengetahuan kita terbatas,
emang apaan sih? lagian kita tuh benci
banget Amerika meski kita baca Playboy
(dijawab dengan muka malu)

Dimana letak Bali?.. deket Indonesia
Apa arti Bhineka Tunggal Ika? .. biar
beda dipaksa satu! tidak ada perbedaan
yang ada penyatuan, negara hebat kan
bisa mempersatukan yang beda ??

WOW Ada apa di program TV Indonesia
selain beritanya?.. ada acara yang
semua acaranya bisa didapet di TV-TV
lain, pokoknya sejenis semua, ya
Bhineka Tunggal Ika tadi.. kita kan
lebih peduli rating (ssst! jangan
bilang-bilang orang ya, tapi kita
selalu punya pembenaran yang bisa
bikin orang percaya kok)..

makanya orang Indonesia pinter-pinter
kan? bisa menjadi negara yang melesat
padahal ngga punya landasan ..
Siapa sih yang bisa jadi Puteri
Indonesia?.. Itu loh yang bisa bilang
negara Indonesia memiliki
keanekaragaman budaya!
pinter banget kan dia jawab kaya gitu?
dia berpikir keras bahwa cuma
Indonesia yang punya keanekaragaman
budaya.. negara lain emang ada?

eh .. atau si Puteri belum pernah ke
baca buku? dia hobby dandan sih! atau
si Puteri belum pernah ke keluar
negeri ya? nah makanya dia disebut
Puteri Indonesia yang Indonesia banget!



ngb:
wake up guys!!!
cintai negeri sendiri...
n kita bangun terus untuk kehidupan yg lebih baik
jangan asal jiplak dari barat doank!!!!

kita bisa maju
kalau kita sendiri bisa menghargai
ap yg kita punya...
n make it better
hari demi hari...

GW TULIS SAAT GW LAGI BETE MA OUR COUNTRY

Senin, 21 April 2008

PERS MAHASISWA

Pers Mahasiswa merupakan sarana bagi mahasiswa untuk menyalurkan ide kreatif dalam bentuk tulisan dan melahirkan pikiran segar guna mengaktualisasikan diri dalam merespon permasalahan keumatan. Keberadaan pers kampus dalam realita empiris sangat signifikan untuk mensosialisasi alternatif pemikiran-pemikiran terhadap permasalahan-permasalahan yang tengah berlangsung di tengah mahasiswa maupun masyarakat.

Pers mahasiswa dalam pengertian sederhana adalah pers yang dikelola oleh mahasiswa. Pers mahasiswa pada umumnya dalam fungsi dan persyaratannya yang harus dipenuhi pada dasarnya tidak berbeda. Perbedaan yang lahir adalah karena sifat kemahasiswaannya yang tercermin dalam bidang redaksional dan kepengurusannya. Sifat kemahasiswaan ini lahir karena ia merupakan sekelompok pemuda yang mendapat pendidikan di perguruan tinggi.

Pada dasarnya fungsi pers mahasiswa sama seperti fungsi pers umum, yaitu sebagai sarana pendidikan, hiburan, informasi dan kontrol sosial. Posisi mahasiswa sebagai artikulator antara pemerintah dan masyarakat, menjadikan ia sebagai sumber informasi yang sangat berpengaruh dalam negara yang berkembang.

Pers Kampus atau Pers Mahasiswa harus peka terhadap perubahan kondisi sosial politik yang terjadi di tanah air sekarang ini. Sebelum reformasi, pers mahasiswa dapat tampil sebagai media alternatif. Saat itu pers mahasiswa masih dapat menyajikan berita atau tulisan yang pedas, keras, dan kental dengan idealismenya.

Sayangnya, meski kini sudah ada di era reformasi, industri pers umum Indonesia belum bisa membangun suatu kultur jurnalisme yang baik dan kode etik yang baik. Dibandingkan dengan pers umum, pers kampus akan lebih mudah dalam mengakomodasi nilai-nilai idealis yang sebagian di antaranya tertuang dalam kode etik wartawan Indonesia. Namun demikian, bukan berati bahwa pers kampus bebas dari intervensi. Ada kalanya, pers kampus mendapat intervensi dari pihak rektorat atau pun pihak lainnya.

Intervensi yang demikian amat sulit dihindari karena pengelolaan pers kampus berada dalam lingkungan kampus di mana penghuninya bukan mahasiswa saja. Apalagi, selama ini, pembiayaan pers kampus juga mendapat donasi dari pihak rektorat.

Masalah keterbatasan dana bukan menjadi penyebab tunggal kurang berkembangnya pers kampus di negara ini. Masalah manajemen juga menjadi faktor penting kemandegan. Tidak heran apabila disebutkan bahwa pers adalah pilar keempat dari demokrasi. Jadi beralasan pula, jika kita mengatakan bahwa yang diturunkan oleh pers kampus bukan berita tetapi sikap demokratis.

MEDIA PERGERAKAN

Pergerakan mahasiswa tidak bisa dipungkiri, telah melibatkan pers kampus di dalamnya. Sebab, sebagai wadah aspirasi mahasiswa, pers kampus merupakan perwujudan dari sikap mahasiswa yang ingin menata sebuah sitem dinamis, dan bebas dari bentuk interfensi apapun. Setiap pergerakan mahasiswa mempunyai jalur dan bentuk yang berbeda. Sebuah forum pergerakan mahasiswa tentunya menjadikan ajang demonstrasi sebagai media untuk melakukan pergerakannya. Namun, pers kampus mempunyai jalur dan bentuk tersendiri, bukan melalui demonstrasi lapangan, tapi pemberitaan dan penelusuran .

Meski sering disebut bermain di balik layar dari sebuah pergerakan mahasiswa, namun kerja pers kampus sama beratnya dengan pergerakan dan aksi lapangan semacam demonstrasi. Apalagi, dengan tuntutan harus menyampaikan informasi sejernih dan seakurat mungkin, pers kampus harus peka dan lebih berani daripada semua elemen pergerakan mahasiswa umumnya. Seperti kata pepatah, mata pena lebih tajam dari mata pedang, mungkin itulah yang menjadi kelebihan pers kampus.

Pers Mahasiswa, apapun bentuk dan formatnya, hadir dengan muatan nilai‑nilai dan ciri khas tertentu terentu. Pada masa pra kemerdekaan, berkala semacam "Jong Java", "Ganeca", "Indonesia Merdeka", "Soeara Indonesia Moeda", "Oesaha Pemoeda", ataupun "Jaar Boek", lahir dengan semangat kental untuk menjadi alat penyebaran ide-ide pembaharuan clan perjuangan akan arti penting kemerdekaan. Demikian haInya dengan pers mahasiswa yang lahir pada masa paska kemerdekaan.

Menurut telaah Siregar (1983), pers mahasiswa di jaman demokrasi liberal (1945­1959) ditandai dengan visi untuk pembangunan karakter bangsa atau kita kenal dengan sebutan nation building. Sedang pada masa demokrasi terpimpin (1959‑1965/66) keberadaan pers mahasiswa sarat dengan pergolakan ideologi politik diantara para pelakunya.

Kehidupan pers mahasiswa di awal Orde Baru sangat dinamis. Mereka menikmati kebebasan pers sepenuhnya. Sampai dengan tahun 1974, pers mahasiswa hidup di luar lingkungan kampus. Artinya, kehidupan mereka benar‑benar tergantung pada kemampuan mereka untuk dibeli oleh masyarakat di luar kampus. Periode 1980‑an, pers mahasiswa berada di kampus kembali. Hal itu tidak bisa dilepaskan dari keadaan sistem politik waktu itu yang mulai melakukan kontrol ketat atas pers mahasiswa. Pers mahasiswa yang terbit di luar kampus menjadi pers umum. Sedang pers mahasiswa yang berada di kampus diberi bantuan secara finansial oleh universitas untuk mendukung kehidupannya. Pers mahasiswa pun mulai tergantung pada pihak universitas. Seiring dengan ketergantungan itu, visi mereka pun mulai mengalami perubahan.

Tidak dapat disangkal, perjuangan pers kampus pada masa itu menuai sejumlah pujian dari berbagai kalangan masyarakat. Bahkan, sejumlah media ternama di luar negeri pun menggunakan pers kampus sebagai narasumber berita. Salah satunya yaitu mingguan Time edisi 30 Maret 1998 menyebut Pers Kampus sebagai salah satu "pendukung yang tak terduga".
Di bawah judul "Behind the Scenes" mingguan itu pernah menulis, kini kampus-kampus di Indonesia sudah saling terhubung melalui Internet, yang praktis tidak mudah dikendalikan oleh penguasa. Dengan mudah dan cepat segala macam informasi bisa disebarkan atau di-share bersama-sama. Jaringan informasi, yang dibentuk oleh pers mahasiswa itulah yang merupakan "pendukung tak terduga" dari aksi-aksi unjuk rasa di berbagai kampus Nusantara.

Pers Kampus seperti harian Bergerak! dari Universitas Indonesia (UI) Depok, juga sempat menjadi sasaran nara sumber bagi pers manca Negara. Hal ini pun kemudian terjadi pada beberapa Pers Kampus yang terkenal vokal menyuarakan fakta pergerakan yang terjadi seperti Teknokra (Unila), Ganesha (ITB), Manunggal (Universitas Diponegoro), Balairung dan Gugat (UGM), Suara Airlangga (Unair) dan Arrisalah (IAIN Sunan Ampel), sampai Identitas (Universitas Hasanuddin Ujungpandang) - dengan pendahulu mereka yang besar seperti Harian KAMI (Jakarta) atau Mahasiswa Indonesia Edisi Jawa Barat (Bandung).

Bagi Mahasiswa Universitas Sendiri sejak 10 Maret 1998 kampus UI di Depok, Jawa Barat, 'hanya' memiliki Majalah Berita Mahasiswa Suara Mahasiswa Universitas Indonesia. Terbitnya dua bulan sekali, 66 halaman, kertasnya bagus, punya izin terbit dari SK Rektor, pengurusnya OK - Pelindung: Rektor, Penasihat: Purek III, dan Penanggung jawab: Ketua Senat Mahasiswa -, punya nomor rekening di Lippo Bank, dan isinya cukup beragam: dari serius sampai santai. Namun, ketika banyak aksi mahasiswa marak menjelang Sidang Umum MPR, Suara Mahasiswa tampak sulit berbuat sesuatu. Terjadinya gap informasi antara mereka yang aktif dalam aksi-aksi mahasiswa dan mereka yang tidak. Bersama para alumni pers kampus, redaksi mulai mendiskusikan bentuk media baru guna menginformasikan dan menyebarkan kesadaran politik di kalangan mahasiswa. Muncullah gagasan menerbitkan sebuah harian sederhana, sebagai "tukang pos" penyadaran. Tanggal 10 Maret 1998 akhirnya terbit edisi perdana harian Bergerak!. Terbit Senin sampai dengan Jumat dengan empat halaman dan masih gratis. Pers mahasiswa, menjadi apa yang oleh Nugroho Notosusanto disebut sebagai community press sebagaimana hidup di negara‑negara yang sudah maju. Pers mahasiswa hanya untuk melayani komunitas mereka saja, yaitu dari, oleh, dan untuk mahasiswa. Fungsi mahasiswa sebagai pelaksana aksi sosio‑kebudayaan ataupun perjuangan politik sebagaimana telah dilakukan oleh para aktivis "Mahasiswa Indonesia" (dalam Raillon,1989) kini hanya tinggal mitos belaka. Betulkah demikian halnya? Bagaimana dengan pers mahasiswa di masa reformasi sekarang ini?

Tumbangnya orde baru digantikan oleh orde reformasi, dipenuhi dengan harapan­-harapan idealistis akan makin bersihnya tatanan kehidupan sosial politik kita dengan nilai‑nilai konstruktif untuk membangun peradaban bangsa yang jauh dari nilai‑nilai koruptif, kolutif, maupun nepotif.Dalam proses reformatif ini, harus diakui peran pers mahasiswa ternyata masih cukup menonjol. Pada awal‑awal kejatuhan rejim orde baru, peran pers mahasiswa sangat terasa. Melalui apa yang mereka sebut sebagai newsletter, para aktivis pers mahasiswa di Jakarta melalui "Bergerak", Yogyakarta melalui, "Gugat" ataupun kota‑kota besar lainnya mengadakan liputan jurnalistik mengenai berbagai aksi mahasiswa untuk menggulingkan rejim orde baru. Kegiatan mereka terlihat kompak, karena antara satu kota dengan kota yang lainnya terjalin kontak melalui media internet

Kehidupan pers mahasiswa dewasa ini memang tidak jauh dari visi jurnalistik. Para pengelola pers mahasiswa sekarang ini lebih concern dengan hal‑hal yang berhubungan aspek jurnalistik dibanding aspek idealistik. Hal ini sangat bisa dimaklumi mengingat semangat profesionalisme merupakan satu nilai dominan di masa depan. Aktif di lembaga semacam pers mahasiswa merupakan satu peluang penting untuk mempelajari satu profesi tertentu yaitu dunia kewartawanan pada khususnya dan dunia tulis‑menulis pada umumnya. Apapun latar belakang pendidikan para pengelola pers mahasiswa, setelah mereka lulus nanti, mereka telah mempunyai satu profesi tertentu untuk digeluti lebih lanjut. Terlebih sekarang ini telah terjadi booming media massa, baik cetak ataupun elektronika. Profesi sebagai jurnalis terbuka lebar bagi mereka yang berkiprah di lembaga pers mahasiswa.

IDEALISME DAN IDEOLOGI PERS KAMPUS

Pers kampus, sebagai bentuk organisasi mandiri idealnya harus lembaga yang mampu memberikan informasi yang jernih dan akurat. Tanpa ada manipulasi sedikit pun, sekaligus menghapus bayang-bayang kediktatoran penguasa yang selama ini mengintervensi segala bentuk kekritisan. Baik di dalam tataran universitas maupun di lingkungan masyarakat luas umumnya.

Permasalahan signifikan yang dihadapi pers kampus dalam perjuangannya, tidak bisa dipungkiri masalah modal dan ruang. Adanya modal, akan tercipta ruang untuk berkreasi. Modal adalah unsur sentral di dalam perjalanan sebuah media penerbitan, di manapun. Modal berkaitan dengan uang (money), dan uang adalah suatu bentuk kekuasaan. Tidak dapat dipungkiri, uang telah menjadi titik penentu sebuah kekuasaan dewasa ini, dibuktikan dengan sebuah realita di masyarakat yang menjadikan uang sebagai jangkar untuk menyambung kehidupan.
Pers kampus harus membakar lidahnya sendiri ketika pemodal (rektorat) membatasi kinerja. Demi kelangsungan hidupnya sebuah pers kampus banyak yang menodai ideologinya sendiri, sangat disayangkan. Tidak ada uang, maka ruang pun terancam.

Sebagai organisasi yang bisa dikatakan independen, modal utama sebenarnya bukan uang semata, tapi sebuah pemikiran yang logis dan kritis, kerja keras menuju sebuah perubahan ke depan. Sebuah pergerakan yang dinamis dan keinginan yang kuat, itulah modal utama yang sebenarnya. Dan dari situ pers kampus dapat mengembangkan dirinya sesuai kreativitasnya, untuk keluar dari bayang-bayang penguasa kampus.

Masuk ke dalam dunia bisnis media, adalah salah satu jalannya, jelasnya dengan memperbanyak iklan dan sponsor. Namun, permasalahan utamanya akan kehilangan identitas dan jati dirinya sebagai pers mahasiswa menjadi pers komersial. Ini umumnya yang selalu menjadi pertimbangan dari kawan-kawan pers kampus, yang ingin mencoba terjun ke dunia bisnis media.

Sekali terjebak dalam dunia bisnis, ideologi akan dipertaruhkan. Ideologi yang menekankan, pers kampus adalah sebuah media mahasiswa alternatif dan pergerakan yang menjauhkan diri dari segala bentuk interpensi, terutama pihak pemodal dan kaum kapitalis. Solusinya, sebagian tidak bisa menutup diri terhadap dunia bisnis. Namun penetapan batasan yang jelas menjadi kuncinya, selama tidak mengubah dan merusak tatanan dalam pers kampus itu sendiri. Kekuatan pers ini hanyalah loyalitas dan dedikasi pengelolanya saja. Biaya yang kita keluarkan ibarat, biaya hidup sehari-hari saat kuliah saja. Namun untuk urusan keberanian, dengan tutup mata pun dapat didalilkan, pers umum kalah dibanding pers mahasiswa. Lebih-lebih di zaman reformasi seperti ini. Tak peduli amburadul-nya manajemen, tata tulis, logika pikir, atau argumentasi, namun statement paling lugas dan vulgar tentang fakta politik nasional - yang seandainya dipampang di pers umum pasti langsung kena bredel - bisa dengan enteng muncul di pers mahasiswa.

Sulit untuk tidak mengatakan pers mahasiswa tidak signifikan. Mustahil pula untuk mengesampingkan peran pers mahasiswa dalam proses berkembangnya aksi-aksi mahasiswa akhir-akhir ini. Dalam kondisi seperti itu daya hidup pers mahasiswa kemudian justru terpelihara karena keunikan posisinya. Mereka antara tergantung dan tidak tergantung. Jika ada dana fakultas atau jurusan mereka tergantung. Tapi disebut tergantung sama sekalipun tidak. Buktinya, jika dananya kurang, para pengelolanya akan melakukan apa saja, termasuk mencari utang. Kalau perlu sebagian dana kos yang diperoleh dari orangtua, atau sisa penghasilan dari penyelenggaraan seminar yang mereka selenggarakan, dialihkan untuk biaya penerbitan.

Minggu, 20 April 2008

DANGDUT, MUSIC OF MY COUNTRY

Sekarang ini marak adanya pencekalan yang berlabel dangdut. Pencekalan tersebut pada dasarnya lebih kepada gaya menari atau goyang dangdut, bukan perorangan dari para penyanyi dangdut. Tidak dapat dipungkiri, banyak artis Indonesia yang beralih profesi menjadi penyanyi dangdut dadakan, mereka lebih cenderung untuk mencari lahan bisnis baru yang dianggap menguntungkan jika dibandingkan pekerjaannya semula, seperti sebagi model maupun bintang film.

Kasus yang dapat diambil adalah kasus Dewi persik dan baru-baru ini Julia Perez. Mereka mendapat pencekalan untuk mendendangkan suaranya dibeberapa daerah seperti banten. Kerancuan akan nampak pada proses pencekalan tersebut, selama ini belum ada uu yang mengatur secara spesifik tentang pencekalan baik untuk individu maupun oraganisasi. Hal ini akan berdampak pada legaitas hukum yang bermain didalamya. Masyarakat menganggap hukum di negara kita masih rancu dan perlu pembenahan secara strukturra dimulai dai bawah kemudainm naik keatas, teori down to up.

Tidak dapat dipungkiri, meskipun pencekalan tersebut masih cacat hukum, atau masih dilakukan secara norma, namun patut dajadikan panutan bagi daerah-daerah lain. Musik merupakan sarana untuk mendapatkan hiburan, apalagi dangdut yang notabennya musik rakyat. Dengan musik dangdut masyarakat dapat merasakan secara sederhana hiburan buat mereka. Disini perlu penalaran lebih atau pembelajaran lebih pada para penyanyi dangdut khususnya penyanyi wanita, agar tetap menjaga norma-norma kesopanan yang ada dimasyarakat. dengan begitu akan tercipata nuansa hiburan yang sesaui dengan nrma masyarakat, tidak seperti yang terjadi salama ini. pEngeksploitasian tubuh para penyanyi menjadi makanan sehari-hari masyarakat kita. Mereka dengan tidak segan-segan lagi memperlihatkan semua lekuk tubuhnya tanpa memperdulikan etika .

Masyarakat pun memiliki andil dalam melanggengkan proses degradasi moral, merewka cenderung senang untuk menikmati pertunjukan-pertunjukan yang berbau pornografi. Pemerintah sebagi alat pengatur negara harusnya turut menjaga ketertiban ini, tidak memikirkan mencari kekayaan saja dengan mengabaikan kepentingan rakyat.

Kamis, 17 April 2008

relokasi Pasar???????

ADA yang berpendapat kalau tidak semrawut, longgar, dan tampak bersih, namanya itu bukan pasar tapi mal. Bahkan mal saja banyak yang semrawut dan kotor, apalagi seperti Pasar Klewer di Solo ataupun pasar tradisional lain. Kesemrawutan, suk-sukan, dan kekumuhan menjadi bagian tak terpisahkan dari pasar pada umumnya.

Mengapa semua pasar terkesan seperti itu? Jawabnya, pedagang ikut andil menciptakan kondisi kesemrawutan. Memang pedagang akan protes dengan anggapan seperti itu. Tidak semua pedagang apriori terhadap lingkungannya. Masih ada pedagang yang peduli dan tertib dalam menjalankan usaha, mau menata diri, dan berperan menciptakan suasana kondusif.

Kesadaran untuk ikut menciptakan seperti itu, memang dibutuhkan dari pedagang. Dengan ikut menciptakan rasa nyaman, bersih, dan aman, selain merupakan bentuk pelayanan kepada pembeli, sekaligus bentuk promosi. Dengan suasana kondusif, pembeli akan kerasan berlama-lama di pasar dan ingin kembali lagi untuk berbelanja.

Kesadaran seperti itu juga perlu saat di lahan parkir. Berapa banyak mobil pedagang yang seharian mangkal di lokasi parkir? Kalau kendaraan pedagang di parkir di tempat lain yang lebih luas, misalnya di kawasan Beteng Plaza yang masih luas, lahan parkir kawasan pasar agak longgar. Apakah kepedulian seperti itu sudah ada dan muncul dari para pedagang, hanya mereka yang tahu.

Alternatif relokasi pasar untuk menjaga agar kondisinya tidak lebih buruk lagi. Untuk mengurangi supaya menjadi lebih baik, agaknya cukup sulit. Apalagi semua elemen masyarakat yang terkait tidak berupaya menertibkan diri sendiri, ditambah kondisi pemerintah yang berwenang dalam penataan pasar terkesan belum bekerja secara maksimal.

Relokasi pasar yang bagaimana dan seperti apa yang cocok untuk mengatasai berbagi persoalan tersebut. Menurut apa yang tlah aku pelajari, mengutip sedikit pendapat Roman Hall, salalh seorang arsitek dari Italia, dia menyebutkan bahwa Relokasi pasar yang baik dilakukan adalah disaat semua tata kota telah berajalan, jadi menurutnnya sebuah bentuk relokasi apapun itu sebelum tata kota telah tertata dengan baik tidak akan berhasil. Setuju jika memang diutarakan demikian, apalagi jika kita melihat tata kota di wilayah Indonesia khususnya Solo belum terlaksamna secara terkonsep.Tidak hanya itu, peran serta yang aktif dan penuh tanggung jawab dari pihak pedagang, masyarakat maupun pemerintah akan sangat membantu dalam terciptanya iklim yang kondusif dipasar.

Jangan dilupakan juga, pasar merupakan tempat dari berbagi elemen yang berinteraksi didalamnya. Dari hal Budaya sampai yang berbau politik ikut nimbrung. Hal-hal kecil seperti komunikasi antar pedagang maupaun pedagang dengan pembeli sampai terciptanya sebuah kerukunan masyarakat menjadi fungsi lain dari pasar. Pasar bukan hany sebagai sebuah transaksi jual beli, namun lebih difungsikan sebagi tempat berinteraksi masyrakat dan salah satu tempat untuk menyelamatkan budaya yang mulai luntur dimasyarakat. Jadi jangan sampai peran pasar apalagi pasar trdisional tergantikan dengan peran Mall yang cenderung membuat masyarakat bersifat hedonis dan konsumtif.

Mblink...............


Selasa, 15 April 2008

YANG KUTUNGGU

lelah kuberjalan menelusuri hari
menunggu sesuatu tuk melupakanmu
wajah-wajah telah datang dan telah pergi
tetap kusendiri dan merindukanmu
ku ingin mengerti mengapa rasa itu bisa berhenti
yang aku tunggu masih kucari
yang aku tunggu tuk hilangkan rasa sepi
kan aku tunggu datangnya hari
yang aku tunggu saatnya jatuh cinta lagi
kulihat wajahmu dibayang embun pagi
kudengar suaramu dihembus sang bayu
mungkinkah kembali hati yang telah pergi
benarkah kembali bunga yang tlah layu
kan kucoba mengerti
bahwa rasa itu bisa berganti
yang aku tunggu masih percaya
yang aku tunggu rasa itu pasti kan tiba
jangan lepas lagi jangan sampai hilang
nanti pasti kan datang

Senin, 14 April 2008

Solo Batik Karnaval

Hari minggu kemarin tanggal 13 April 2008, ada sebuah festival yang baru diadakan pertama kali di Solo. Solo Batik Karnaval nama event tersebut. Acara yang seharusnya dimulai pukul 14.00 WIB, telat sampai pukul 15.00 WIB. Sepanajang Jalan utama Slamet Riyadi sejak pagi hingga berakhiranya acara penuh dipadatai para pengunjung yang berkeinginan untuk melihat acara ini. Dari mulai anak-anak hingga orang dewasa semua antusias untuk ikut bersama memeriahkannya.

Satu yang dapat gw ambil dari mereka semua, rasa keingintahuan. Rasa ini telah mempengaruhi masyarakat untuk merasakan dan ikut serta dalam acara. Konsep yang dipakai sudah lumayan bagus, penggabungan antara batik tardisional dan modern yang menghasilkan sebuah ragam budaya yang ekslusif namun tetap berdasarkan adat Jawa. Acara yang dimulai di Solo Center Point ini di buka langgsung oleh menteri perdaganagan Marie Elka Pangestu dan oleh Walikota Surakarta. Menurut panitia pelaksana acara ini merupakan bagian dari promosi Solo The Spirit of Java.

Arak-arakan yang diawali oleh mentri dan para pejabat serta artis ibukota ini meggunakan Dokar yang didatangkan khusus dari kraton Surakarta. Selanjutnya iring-iringan dilanjutkan dengan pentas kostum batik yang beraneka warna dan motif ditampilakan oleh para model yang berjalan kaki dari Solo Center Point sampai dengan balaikota. Iringhan musik tak lupa untuk menggugah gairah penonton ikut berjoget dan berdansa bersama para model. Gw juga ga lupa buat hura-hura bersama mereka, foto bareng mereka, dan yang paasti joget bareng coy...Tidak lupa gw fot Titi kamal wuih manis kayak film malena kali ya, Titi Kamal membuat gw mak prempeng gitu, sayang ga kenal gw. Salut lah buat acara ini, tapi kalo ada lagi jangan make jam Indonesia yang selalu molor yang, mari kita slelu menepati waktu, karena hanya waktu yang dapat meyelamatkan kita dalam kehidupan ini

SURABAYA PART II

Lanjut lagi berbagi pengalaman sama kalian semua tentang perjalanan penuh pengalaman gw ke Surabaya. Satu yang berkesan bagi gw adalah dapat bertemu dengan teman-teman dari berbagi daerah, bahkan dari luar pulau jawapun ada. Dari yang paling ujung barat Medan sampai yang ujung timur Manado. Berbagai universitas menikuti kegiatan rutin yang selalu diadakan oleh lpm Sektor fak. ekonomni Airlangga setiap dua tahun sekali. Yang tiada terlupa bagi gw adalah rasa keakrabn, kebersamaan diantara kami, meski berbeda pemikiran, ras, suku, agama, maupun daerah namun kita tetap disatuakan oleh satu jiwa Pers Mahasiswa.

Aksen bahasa, merupakn ragam dari budaya kita. Gw dapat belajart berbagai macam aksen bahasa daerah dari temen-temen seperjuangan. Seperti aksen orang makassar dan manado yang keras dan lugas berbandinmg terbalik dengan aksen orang cirebon maupun purwokerto yang terkesan lembut. Terkadang benar juga ya, pengalaman merupakan guru yang terbaik buta kita untuk belajar memaknai hidup ini. Salah satu pengalaman yang ga akan gw lupain dalam hidup. Sebuah pengalaman yang memberi gw kenangan manis dan buruk, pengalaman yang selalu akan hadir dalam setiap hidup gw.

Jumat, 11 April 2008

perjalanan penuh pengalaman di Surabaya

Malam ini, tgl 11, Maret 2008 gw baru aja sampe dari perjalanan empat hari ke Surabaya yang begitu banyak pengalaman. Dari pengalaman sedih hingga senang gw mengalaminya. Memang terkadang benar pengalaman adalah guru terbaik buat kita. Gw berangkat berempat sama temen-temen lpm Kentingan, ada Pak Taka selaku PU, ada Hima sebagai Staff SDM dan Shesa sebagai staff keuangan. Tujuan kita buat mengikuti diklat jurnalistik tingkat lanjut di UNAIR Surabaya. Kami berangkat dari kota Solo tercinta hari senin malam sekitar pukiul 22.30 WIB. Dengan penuh semangat kami pergi kestasiun, meskipun hujan tengah menguyur kota Solo.

Sesampainya di Stasiun Solo Jebres, ternyata kerenya yang ingin kami naiki telat sampe jam 01.00 WIB, sudah kehujanan, buru-buru, keretanya telat lagi. Itu pengalaman pertama buat gw, harus lebih sabar bro....Akhirnya kami naik kereta juga, diperjalanan menuju Surabaya gw hanya tertidur, karena merasa capek banget. Keretanya penuh banget, gw sempet tertidur sambil berdiri. Perjalanan kita dari Solo sampe Surabaya sekitar empat jaman. Sampe sana jam 5, di stasiun Gubeng.

udah dulu, kepala gw pusing,, ni lagi di sekre sama Black n Uudz lagi crita ngalor ngidul,,, bikin gw pusing....sensor

Rabu, 02 April 2008

Kejayaan Kereta Api, antara Ambarawa-Kedungjati

SUATU pagi di tepi barat laut wilayah Somerset, Inggris, tepatnya di Stasiun Kereta Api Minehead Bay, sekelompok orang tampak sibuk membersihkan emplasemen stasiun. Dua orang pria juga terlihat sibuk menyalakan mesin lokomotif uap di dalam depo stasiun tersebut.

TAK lama kemudian lokomotif uap itu sudah mengepulkan asap hitam dari cerobongnya.

Tuuuiit…tuuuiit…bunyi khas klakson lokomotif, disertai bunyi desis mesin uap memecah kesunyian pagi di Minehead Bay. Diiringi kepulan asap hitam batu bara, lokomotif uap yang mengilap itu perlahan berjalan menarik lima gerbong yang dipenuhi wisatawan.

Itulah secuplik adegan film seri British Steam berjudul The West Somerset Railway. Dalam film itu penonton disuguhi kreativitas warga dan pemerintah Inggris yang mampu memanfaatkan aset lintasan rel dan stasiun kereta api kunonya di daerah Somerset. Dengan panjang lintasan rel 22 mil, lintasan barat rel Somerset merupakan lintasan terpanjang dari semua lintasan rel di Inggris yang dipreservasi.

Unik, menarik, dan tentu saja mendatangkan profit. Dengan menjual kekayaan sejarah kereta api uap Inggris, lintasan rel Somerset menjadi salah satu daya tarik wisatawan domestik maupun asing. Setiap wisatawan dimanjakan dengan pemandangan pantai barat Inggris, bangunan kastil kuno di Dunster, dan Exmoor National Park.

Ah, seandainya situasi dan suasana di Stasiun KA Minehead Bay itu bisa dinikmati di Indonesia, tentulah menyenangkan. Bayangan menumpang kereta api uap saja sudah menimbulkan sensasi dan imajinasi tersendiri, apalagi ditambah dengan sajian wisata alam dan sejarah perkeretaapian.

Ingin memiliki sensasi kepuasan naik kereta api uap? Datang saja ke Jawa Tengah, tepatnya ke Ambarawa, Kabupaten Semarang. Di kota kecil berhawa sejuk ini Anda dapat menikmati paket wisata kereta api uap bergigi dengan pemandangan khas pedesaan.

Paket wisata ini terbilang unik. Unik karena kereta api bergerigi itu ketika tiba di Stasiun Jambu, lokomotif B25-nya akan dilangsir ke gerbong paling belakang. Loko ini selanjutnya mendorong rangkaian gerbong menuju Stasiun Bedono, dengan cengkeraman gigi besinya pada tengah bantalan rel yang dibuat khusus pula.

Selain menikmati sensasi kereta api uap bergerigi, di Stasiun KA Willem I Ambarawa-Museum Kereta Api itu kita dapat menyaksikan sejarah lokomotif uap yang pernah melintas di jalur rel Jawa. Di halaman stasiun peninggalan Nederlandsch Indische Spoorweg Maatscappij tersebut terpajang sekitar 24 lokomotif kuno buatan tahun 1891-1966.

Di halaman itu kita bebas mengabadikan gambar bersama lokomotif-lokomotif kuno yang perkasa. Misalnya, lokomotif CC50 ini buatan Schweizerische Lokomotiv und Maschinenfabrik Winterthur, Swiss dan Werkspoor, Belanda, ini dijuluki Bergkoningin alias Ratu Pegunungan. Julukan dalam bahasa Belanda ini didapat CC 50 karena lokomotif dengan tahun produksi 1927 itu mampu melewati jalur pegunungan dengan tikungan-tikungan tajam.

Ada juga lokomotif kebanggaan perusahaan kereta api milik pemerintah Kolonial Belanda, Staatsspoorwegen (SS), C28. Loko buatan Henschel, Jerman, ini tercatat sebagai loko tercepat di seluruh dunia untuk ukuran rel sempit (1.067 mm) pada era 1920-an. Kecepatannya pada masa itu bisa mencapai 120 kilometer per jam.

KEMUNAFIKAN DI TUBUH KADIN

Aku hanya ingin menyampaikan pengalaman pribdi kepada siapa saja yang ingin membaca tulisan yang aku tuangkan dalam coretan tidak berarti. Hari ini tanggal 18 Juli 2007, bertepatan dengan hari rabu ada sebuah perhelatan acara lumayan besar sedang berlangsung di Solo. Acara yang lumayan menyedot perhatian baik dari kalangan masyarakat maupun media massa. Acara yang dapat menunjukkan apakah perekonomian di Solo dapat berkembang kearah kemajuan atau malah terjadi perekonomian yang makin mundur, Pemilihan ketua Formatur Ketua Kamar Dagang Indonesia ( KADIN) wilayah Solo yang dilangsungkan di Hotel Diamond.

Pada mulanya aku tidak tahu tentang acara tersebut, ketika tiba-tiba aku diajak temanku untuk menjadi panitia dalam pemilihan ketua KADIN Solo. Yang terbersit dalam pikiranku adalah aku sebagai panita yang bekerja secara langsung dalam acara tersebut. Namun apa yang terbersit diangan tidak sesuai dengan kenyataan. Saat itu aku langsung diberi komando untuk memilih calon ketua dagang secara sepihak tanpa penjelasan jelas, tanpa aku harus mengungkapkan terlebih dahulu pendapatku. Karena aku merasda tidak enak dengan salah seorang temanku maka aku hanya dapat terdiam dan mengikuti peraturan yang ada. Terdapat kenehan ketika aku nanti diberi uang lelah sbesar seratus ribu rupiah. Apakah dengan selembar kertas idealisme dan kejujuran hati dapat dibeli.

Diruangan itu yang terlihat hanya wajah-wajah kemunafikan dari para peserta rapat. Mereka tidak sadar jika mereka telah memakai topeng kepalsuan tanpa sadar wajah dibalik topeng itu. Wajah yang telah diarahkan untuk mengikuti aturan main yang telah ditetapkan oleh penguasa. Aku disitu hanya sebagai robot yang ikut diseting juga untuk mengikuti aturan main itu. Serasa hati meronta keras ingin keluar dari kekacuan tersehut, namun apa daya jika tubuh tidak mengizinkan. Ingin protes kepada semua yang hadir, namun apa daya aku hany seorang manusia kecil dibalik para intelektual katanya, tapi dibalik itu kelakuan maupun pemikirannya seperti anak kecil dan terkesan urakan (Ndeso). Mereka orang-orang pintar, tapi tidak lebih pintar dibandingkan dengan keledai yang masih mau untuk berpikir secara jernih. Disitu hanya terdapat hawa nafsu, amarah, emosi yang dilampiaskan tanpa mengerti aturtan prikemanusiaan bahkan aturan tuhan. Pantas saja jika itu dukatakan orang-orang pasar, lha wong bicaranya seperti orang pasar.

Pakah ini cerminan dari demokrasi kita, apakah ini cerminan dari kejujuran hati nurani kita, apakah ini cerminban pemimpin yang seharusnya menjadi panutan rakyat. Hanya ada satu kata dalam acara tersebut, KEMUNAFIKAN DI TUBUH KADIN, sebab dari proses awal sampai proses akhir penentuan ketua, yang terlhat hanya setingan dari penguasa yang memiliki wewenang dalam acara tersebut dan itu terletak pada ketua KADIN yang sama pada periode lalu mapun perode sekarang. Hany demi selembar atau dua lembar karats uang para orang pintar tersebut telah melakukan tindak kemunfikan dengan mengabaikan hati nuraninya. Saat itu aku juga menjadi salah satu bagian dari mereka, aku hany dapat meminta maaf kepada Zat yang Jiwaku berada dalam genggamannya agar aju diampini, dan tidak terulang lagi peristiwa yang sama, sbab aku tidak mau melakuak tindakan yang tidak sesuai dengan hati nuraniku.

18-07-2007. Gembling.

KELUH KESAH

Sebelum gw berkeluh kesah seperti judul diats, gw pwngwn cerita sedikit saja sama temen-temen. Hari minggu kemaren, gw, Pak Taka, Hendry, Fauzi Uudz dan Hiemma pergi melancong ke Jogja. perjalanan yang asik, seru namun penuh dengan hal-hal diluar dugaan. Tujuan kita sih bertemu dengan Mas Hendy dari Al Furqon, salah satu penerbit buku yang ada di Jogja.


Dari sekre tercinta rencana berangkat jam 13.00 WIB, apa mau dikata berangkatnya jadi molor sampe jam 14 WIB, udah gitu HIma minta dijemput dikos, bikin lama aja. Maklum kali ya wanita dia. Apa benar dia seorang wanita, mari kita tany pak Leo....Ditengah jalan dah mau smpe Jogja awal gw menemukan hal-hal diluar dugaan. pertama, jalan dari Prambanan mau masuk kota Jogja jadi rusak, pemkotnya gimana nie, tujuannya mau diperbaiki atau dirusak. Bikin para pengendara harus hati-hati agar tidak terpeleset.


Habis itu sampe ringroad utara Jogja kita harus nyari rumahnya Mas Hendy. Muter-muter ampe puyeng. Rumahnya sih di deket bandara Adi Sucipto, rumah no. 465A. Gw jadi punya ide buat bikin film, judulnya Searching For 465 A House, seru kali ya.......??? Maklum kita baru sekali ini kerumahnya.


Parahnya Hima yang gw boncengin menggerutu melulu, katanya motor gw ga enak dinaikin. Terpaksa gw harus gantian motor ma Hendry, biar aman gitu. Sampe klaten kehujanan pula gimana ga diluar dugaan. Udah ga dapet apa yang kita inginkan, tertimpa apes pula. Sabar aja kali ya, ntu kan dari yang maha kuasa.


Tadi cuma pengantar aja dari gw, lanjut nie berkeluh kesahnya. Kenapa ya akhir-akhir ini temen2-temen Kentingan jarang ngisi buku curhat??? apa mungkin mereka ga ada masalah, bosen atau ada hal lain ya??? Jadi penuh tanda tanya didalam otak gw. Temen-temen gw yang ku cintai, mulailah mengkomunikasikan segala permasalahn yang ada pada kalian dibuku curhat ya, meskipun buku curhat hanya benda mati, namun diatidak akan bosan, lelah maupun terganggu untuk menampung semua keluh kesah kita. GW pengen melihat lagi temen-temen Kentingan bercanda, tertawa bersama didalam buku. Buku curhat hanyalah sebuah buku, namun dibalik itu merupakan alat yang tepat untuk
menyatukan kita semua.

KONVERSI MINYAK TANAH KE GAS.

Konversi minyak tanah ke gas saat ini sedang marak dibicarakan di masyarakat. Kebjakan ini dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka pengurangan subsidi minyak tanah dan untuk program penghematan bahan bakar minyak yang semakin lama semakin berkurang jumlahnya. Menurut pemerintah dengan adanya koversi minyak tanah ke gas akan sangat membantu dalam hal penghematan bahan bakar minyak, sebab gas dapat diproduksi secara terus menerus. Berbeda halnya dengan minyak tanah, apabila dipakai secara terus menerus tidak dapat diperbaharui kembali.

Pemerintah juga memiliki alasan lain kenapa ada kebijakan tersebut, yaitu masyarakat akan lebih diuntungkan dengan penggunaan gas dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah. Hemat, efisien dan praktis merupakan keuntungan-keuntungan yang terdapat dalam pemakaian gas.

Sebenarnya tujuan pemerintah sangat bagus dalam mengkontrol penggunaan minyak tanah agar tidak hilang dengan cepat. Namun selama berlangsungnya program ini secara umum rakyat belum siap untuk menrimanya. Ketidaksiaapn itu dapat dilihat dari masih banyak masyarakat yang belum paham mengenai kebijakan ini, mungkin karena kurangnya sosialisai dari pemerintah. Menurut masyarakat dengan adanya kebijakan ini malah menambah beban hidupnya. Mereka beranggapan biaya yang dikeluarkan akan lebih banyak bila dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah. Permasalahan lain yang muncul adalah susahnya merubah paradigma berpikir masyarakt. Mereka lebih cenderung mempertahankan yang sudah ada tanpa berpikir panjang ekses yang akan muncul nantinya. Ini terlihat di desa-desa, masyarakatnya lebih memahami penggunaan gas akan0 lebih menyusahkan jika dibandingkan dengan penggunaan minyak tanah.

Permasalan-permasalahan tersebut mestinya disikapi dengan cermat oleh pemerintah. Selama ini pemerintah hanya memikirkan keuntungan sesaat tanpa berpikir dampak apa yang muncul dengan adanya kebijakan tersebut. Sosialisai yang tepat, pendistribusian yang jelas dan transparasi dana yang terbuka merupakan langkah-langkah yang dapat diambil pemerintah dalam menyukseskan program konversi tersebut.