Sabtu, 29 Maret 2008

ANTARA OTAK SAPI DAN OTAK MANUSIA.

Ada yang aneh ketika kita melihat relaitas kehidupan yang sedang terjadi dalam masyarakat . ketika masyarakat dihadapkan dengan berbagai macam masalah yang menerpa sperti keterpurukan keuangan, keterbelakangan pekerjaan, mahalnya biaya pendidikan. Namun ada satu yang menbuat kita menjdi tertarik bahkan bisa menjadi prihatin ketika pemerintah mengambil kebijakan untuk menaikkan harga susu yang itu notabenenya merupakan asupan gizi yang sangat dibutuhkan oleh bangsa indonesia khususnya balita dan generasi pemudan serta pemudi yang menjadi tumpuan harapan bagi kemajuan bangsa Indonesia.

Susu merupakan salah satu kebutuhan yang dapat dikatakan pokok, sebab bagi sebuah bangsa yang sedang menbangun (dalam segala bidang) asupan gizi yang baik akan dapat menunjang perkembangan pola pikir dan tingkah laku masyarakatnya. Susu sangat penting sekali bagi para balita serta remaja dalam masa pertumbuhan, tifak hanya itu, susu juga penting bagi orang dewasa untuk memnuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuhnya agar terjaga secara stabil.

Namun baru-baru ini pemerintah mengambil suatu kebijakan yang dapat dikatakan sangat memberatkan bagi masyarakat, khususnya kalangan ekonomi lemah denagn menaikkan haraga dasar susu. Alasan pemerintah melakuakan kebijakan itu dikarenakan para negara eksportir susu menaikkan harga dasar susu. Yang menjadi pertanyaan apa yang menjadi alasan untuk meanikakn haraga dasar susu?. Entah itu karena biaya produksi yang bertambah, biaya perawatan sapi yang mahal, atau karena alasan ekonomi saja yaneg menyebabkan harga susu menjadi naik, tapi yang pasti itu sangat merugikan bagi masyrakat Indonesia khususnyta.

Apalagi harga yang dinaikkan itu berkisar antara 20-50%, dimana alokasi kenaikkan haraga itu dikenakan pada susu balita. Nah ini yang menjadi permaslahan serius bagi bangsa kita. Disaat para balita begitu membutuhkan asupan gizi yang banyak, saat itu pula harga susu melambung tinggi. Secara sadar atau tidak masayarakat umumnya sangat dirugikan dengan kebijakan ini. Yang menjadi pokok permaslahan buakn pada keluarga yang mampu, namun lebih kepada keluarga yang tidaK mampu dalam anggaran untuk membeli susu.

Bagi keluaraga yang dapat diakatakan kelas ekonomi menengah keatas masalah itu tidak begitu merepotkan, apalagi ketika keluarga ini memiliki balita, itu bukan menjadi persoalan yang besar meskipun itu juga dapat dikatakan merugikan bagi keluaraga menengah keatas. Bagai keluara yang menengah kebawah, khususnya keluarga yang tidak mampu, dimana hidup ini bagi mereka hanya sekedar untuk dapat memnuhi kebutuha hidupnya sehari-harai, atau hanya untuk bagaimana mereka dapat makan hari ini, itu merupakan persoalan yang begitu rumit. Apalagi jika mereka memiliki balita yang sangat membutuhkan gizi yang lebih dalam masa pertumbuhan saat sekarang.

Sangat miris sekali ketika kita melihat realitas yang terjadi dimasyrakat, diamana mereka kekurangan gizi walaupun dulu harga susu belum naik, apalagi sekarang harganya sudah membumbung tinggi. Apa yang akan terjadi pada generasi kita selanjutnya yang pada dasarnya merupakan penerus bangsa ini dimasa depan jika Sumber Daya Manusianya kekurangan gizi. Apa yang dapat diperbuat jika penerusnya saja sudah tidak mampu untuk menjalankan ketertinggalan dalam segala bidang dibandingkan dengan bangsa lain. Yang terjadi mungkin kemunduran arus pemikiran maupun keterbelakangan dalam segala bidang.

Lalu apa yang seharusnya dilakukan pemerintah maupun masyarakat dalam menyikapi hal ini. Kita tiak hanya memandang ini kesalahan pemerintah belaka, namun juga tanggung jawab masyarakat. Tapi untuk porsi yang lebih besar untuk mnerima tangung jawab ini adalah pemerintah selaku pengelola negara. Pemerintah seharusnya arif dan bijaksana dalam hal pengambilan kebijakan, apalagi menyangkut tentang kepentingan umum. Disaat masyarakat membutuhkan perhatian yang lebih, saat itu pola pemerintah harus meresponnya dengan benar, jangan hanya itu untuk kebijakan dan kepentingan pemerintah saja.

Dalam hal kenaiakn harga susu, pemerintah juga perlu mengambil langkah-langkah yang tepat sebelum menentukan kebijakan tersebut. Jika memang hal itu tidak dapat dihindari lagi, maka usahakan agar kenaikkan itu tidak membertakan masyarakat apalagi bagi keluarga yang tidak mampu. Atau, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk pemeratan pendapatan bagi semua masyarakat, sehingga jika terjadi kenaiakan-kenaikan harag entah itu susu, sembako, bbm, maupun yang lainnya masyarakat tidak merasakan dampak kenaikkannya, sebab pendapatannya telah disesuaikan dengan kenaiakn harga tersebut. Atau pemerintah dapat menggalakkan pertumbuhan industri susu dalam negeri sendiri. Maksudnya ketika industri susu dalam negeri telah dapat memnuhi kebutuhan masyarakat maka tiadak peerlu mengiompor lagi dari negara lain, dan dapat menetapkan haraga sdendiri tanpa campur tangan pihak asing.

Hal ini harus diimbangi dengan kepedulian masyaraklat dalam membangun bangsanya sendiri. Dalam arti masyrakat juga harus mampu untuk melakukan pola hidup yang sederhana, bukan berarti miskin. Ini menuntut agar masyarakat tidak bersifat boros dalam pembiayaan hidupnya. Dalam hal kenaikan susu, masyarakat dapat mangambil solusi yaitu denagn mengganti susu sapi dengan susu kedelai, namun tidak berlaku bagi balita sebab mereka dalm kadaan pertumbuhan. Jadi yang perlu dilakukan adalah subsidi dari pemerintah yang dijalankan dengan benar baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat sendiri.



Gembling Bojinov.

Tidak ada komentar: