Setelah saya membaca sejenak apa yang telah ditulis teman kita Fauzi, saya jadi terpikir sesuatau yaitu tentang adanya realitas dan imjinasi. Mengutip kata dari Hegel, seorang filusuf Jerman yang berkata “kehidupan didunia ini terbentuk oleh dua hal yaitu fenomena dan numena”. Mengapa demikian, sebab semua kejadian yang dialami oleh manusia itu terbentuk atas realitas yang nampak (fenomena) maupun realitas yang yang tidak nampak yang disebut Numena.
Ketika manusia itu dihadapakan dengan realitas kehidupan maka tidak hanya otak kiri yang bekerja, melainkan otak kanan juga ikut berpikir tentang realitas tersebut. Di saat kerja otak kanan itu melebihi kerja otak kiri maka yang terjadi didalam diri manusia itu dalam menghadapi realitas itu adlah dengan munculnya banyak imajinasi yang melingkupi pikiran manusia. Seperti yang dijelaskan dalm workshop kemarin yang diadakan oleh kentingan tentang spiritual reading dan quantum writing. Dimana otak kanan itu lebih condong kedalam hal-hal yang bebas dan penuh imajinasi.
Begitu kita dihadapakan dalam masalah yang menerpa persma, terkhusus yang terjadi dikentingan maka kita tidak akan jauh dengan realitas maupun imajinasi yang ada dicrew kentingan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kita dapat melihat sudut pandang dari setiap crew tersebut, serta dapat memetakan pola pemikiran mereka yang didasarkan atas fenomena dan numena tadi. Kita dapat mengetahui apakah crew kentingan secara umum lebih bersifat imajinatif maupun realitif daalam hal ini. sampai saat ini saya belum dapat mengambil kesimpulan atas hipotesa saya, sebab sya belum melakukann penelitian yang lebih mendalam tenmtang maslah ini dengan mengambnil sample crew kentingan sendiri. Waduuh kok jadi ngomongin hipotesa, kayak skripsii aja… sory ya Bro.
Saya juga mengerti, bahwa sebuah persma itu adalah sebuah Lembaga penerbitan dimana didalamnya pasti ada yang diterbitkan, maupun sebuah produk baik itu majalah maupun bulletin. Begitu juga halnya yang ada di kentingan, seharusnya sebagai sebuah Lembaga pers ya setidaknya hal tersebut harus dipenuhi. Kita tidak ingin dengan nama persma ketika ditanya orang mana terbitannya? Apa yang harus kita jawab?. Yang pasti kita tetap harus berjuang dengan sepenuh hati untuk dapat mempertahankan apa yang telah menjadi identitas kita yaitu sebagai Lembaga penerbitan mahasiswa.
Namun saya juga tidak sepaham, ketika sebuah lembaga pers itu kegiatannya harus penerbitan dan penerbitan lagi. Kita harus menyadari bahwa penerbitan itu adalah hal pokok dalam sebuah persma, maksudnya adalah kebutuhan dari setiap persma tidak terkecuali kentingan. Masih banyak hal lain yang dapat di pelajari dalam sebuah Lembaga pers, tidak hanya berkutat dimaslah jurnalistik, meski itu adalah ikon tetap yang menempel setia didalam persma. Contoh sederhana ketika kentingan mengadakan acara Solo Membac 2007 yang baru berakhir beberapa waktu yang lalu. Itu dapat dijadikan sebuah pembelajaran bagi crew kentingan agar dapat menyelenggarakan sebuah kegiatan yang notabennya diluar penerbitan. Jadi intinya meskipun ada spesialisasi bidang dipersma yaitu jurnalistik, namun tidak menutup kemungkinan kita juga harus tahu hal-hal lain diluar bidang kita, itu dapat menambah pengalaman kita nanati ketika telah terjun langsung didunia kerja maupun dimasyarakat.
Penulis : Gembling Bojinov (kentingers)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar