Minggu, 30 November 2008

MANUSKRIP KEHIDUPAN..

Kehidupan memiliki alur yang selalu berputar. Seperti halnya sebuah teori tentang sosialita, semua hal memiliki ciri yang sama, yaitu tumbuh, berkembang, mencapi puncak dan akhirnya mati. Seperti halnya dengan kehidupan, ia memiliki siklus yang sama. Dia pertama kali tumbuh didunia ini, lalu mengalami perkembangan menuju kearah sempurna hingga dia menjadi sempurna dan akhirnya mengalami yang namanya kehancuran.

Manuskrip kehidupan biasa kita memanggilnya. Manuskrip yang selalu menggambarkan tentang arti sebuah realita bagi manusia. Manuskrip yang selalu membuat manusia berjalan diatas dua roda yang saling bertentangan. Manuskrip yang selalu membuat kejutan-kejutan yang tiada pernah diduga oleh manusia.

Revolusi kehidupan telah membawa perubahan yang begitu dahsyat bagi umat manusia. Perubahan itu telah mempengaruhi paradigma pemikiran manusia. Dalam teori tentang perkembangan pemikiran, terdapat tiga tahapan bagi manusia sebelum dia mencapai pemikiran yang rasional.

Sampai kapanpun juga, bahkan sampai dunia ini mengalami kehancuran (kiamat, manuskrip kehidupan tidak akan pernah berubah. Dia akan selalu berputar seperti halnya siklus.

MANUSKRIP KEHIDUPAN..

Selasa, 25 November 2008

WANITA

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki
yang bertanya pada ibunya. “Ibu, mengapa
Ibu menangis?”. Ibunya menjawab, “Sebab
aku wanita”. “Aku tak mengerti” kata si
anak lagi. Ibunya hanya tersenyum dan
memeluknya erat. “Nak, kamu memang tak
akan pernah mengerti….”

Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya.
“Ayah, mengapa Ibu menangis?, Ibu
menangis tanpa sebab yang jelas”. sang
ayah menjawab, “Semua wanita memang
sering menangis tanpa alasan”. Hanya itu
jawaban yang bisa diberikan ayahnya.

Sampai kemudian si anak itu tumbuh
menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya,
mengapa wanita menangis. Hingga pada
suatu malam, ia bermimpi dan bertanya
kepada Tuhan, “Ya Allah, mengapa wanita
mudah sekali menangis?”

Dalam mimpinya ia merasa seolah Tuhan
menjawab, “Saat Kuciptakan wanita, Aku
membuatnya menjadi sangat utama.
Kuciptakan bahunya, agar mampu menahan
seluruh beban dunia dan isinya, walaupun
juga bahu itu harus cukup nyaman dan
lembut untuk menahan kepala bayi yang
sedang tertidur.

Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat
melahirkan dan mengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau kerap berulangkali ia
menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan yang akan
membuatnya tetap bertahan, pantang
menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Kepada wanita, Kuberikan kesabaran untuk
merawat keluarganya walau letih, walau
sakit, walau lelah, tanpa berkeluh kesah.


Kuberikan wanita, perasaan peka dan
kasih sayang untuk mencintai semua
anaknya dalam kondisi dan situasi
apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu
melukai perasaan dan hatinya. Perasaan
ini pula yang akan memberikan kehangatan
pada bayi-bayi yang mengantuk menahan
lelap. Sentuhan inilah yang akan
memberikan kenyamanan saat didekap
dengan lembut olehnya.

Kuberikan wanita kekuatan untuk
membimbing suaminya melalui masa-masa
sulit dan menjadi pelindung baginya.
Sebab bukannya tulang rusuk yang
melindungi setiap hati dan jantung agar
tak terkoyak.

Kuberikan kepadanya kebijaksanaan dan
kemampuan untuk memberikan pengertian
dan menyadarkan bahwa suami yang baik
adalah yang tak pernah melukai istrinya.
Walau seringkali pula kebijaksanaan itu
akan menguji setiap kesetiaan yang
diberikan kepada suami agar tetap
berdiri sejajar, saling melengkapi dan
saling menyayangi.

Dan akhirnya Kuberikan ia air mata agar
dapat mencurahkan perasaannya. Inilah
yang khusus Kuberikan kepada wanita,
agar dapat digunakan kapan pun ia
inginkan. Hanya inilah kelemahan yang
dimiliki wanita, walaupun sebenarnya air
mata ini adalah air mata kehidupan”.

Penulis Mblink…

PEMBERDAYAAN POLIKLINIK KESEHATAN DESA MELALUI PENDEKATAN KLINIK SANITASI DALAM UPAYA PENURUNAN PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN DI PEDESAAN

Upaya kesehatan lingkungan dan upaya pemberantasan penyakit berbasis lingkungan semakin relevan dengan diterapkannya Paradigma Sehat untuk upaya-upaya kesehatan dimasa mendatang, dengan paradigma ini maka pembangunan kesehatan lebih ditekankan pada upaya promotif dan preventif dibanding upaya kuratif dan rehabilitatif.

Penerapan paradigma sehat yang selaras dengan pelaksanaan klinik sanitasi dimana ke tiga unsur pelayanan kesehatan yaitu promotif, preventif dan kuratif dilaksanakan secara integratif, klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi puskesmas sehingga terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor dalam program pemberantasan penyakit menular dengan memberdayakan masyarakat.

Klinik sanitasi dengan kegiatan pokoknya meliputi dalam gedung (konsling) dan luar gedung (kunjungan rumah) mencakup beberapa upaya sebagai berikut :
a. Upaya penyehatan air bersih dengan Penyakit Diare, Cacingan, Penyakit Kulit, Kusta dan Frambusia
b. Penyehatan perumahan dengan Penyakit ISPA dan TB Paru
c. Penyehatan permukiman dengan Penyakit DHF, Malaria dan Filariasis
d. Penyehatan makanan minuman dengan Penyakit saluran pencernaan/keracunan makanan
e. Pengamanan pestisida dan
f. Penyakit atau gangguan kesehatan lainnya yang berhubungan dengan lingkungan.

Di Propinsi Jawa Tengah sampai dengan tahun 2004 pendekatan klinik sanitasi dalam upaya penurunan angka penyakit berbasis lingkungan di laksanakan di 167 puskesmas dari 845 puskesmas yang ada ( 19,8 %).

Kegiatan luar gedung yang merupakan bagian dari klinik sanitasi dalam pelaksanaannya menghadapi beberapa hambatan yaitu :
a. Terbatasnya jangkauan petugas klinik sanitasi untuk membina desa yang berada dalam wilayah puskesmas.
b. Terbatasnya dana untuk melakukan kunjungan lapangan
c. Terbatasnya pemberian dana stimulan sarana sanitasi dasar.
Dengan hambatan yang ada maka di perlukan suatu alternatif pemecahannya dengan mengedepankan pemberdayaan masyarakat untuk mengatasi permasalahan kesehatan lingkungan di wilayahnya.

Dicanangkannya Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) sebagai sentra pembangunan kesehatan di desa sekaligus unit pelayanan kesehatan di desa yang merupakan unit pelayanan kesehatan swadaya dari, oleh dan untuk masyarakat dimana pembinaannya menjadi tanggungjawab puskesmas masing-masing wilayah.

Dengan keberadaan poliklinik kesehatan desa yang menjadi pusat kegiatan pemberian pelayanan kesehatan paripurna yang lebih dekat, relatif lebih murah dengan mutu yang terjamin pada masing masing desa, jika diberdayakan secara baik mengandung peluang yang dapat digunakan untuk mengakselerasi laju pembangunan bidang kesehatan terutama mengenai upaya penurunan angka penyakit berbasis lingkungan di pedesaan melalui pendekataan klinik sanitasi

Kegiatan luar gedung pada klinik sanitasi yang selama ini dilaksanakan petugas puskesmas dapat dilaksanakan oleh petugas poliklinik kesehatan desa untuk melakukan pengamatan kondisi lingkungan sekitar pasien/klien dengan menggunakan form kunjungan lapangan, dan apabila harus dilakukan perbaikan sarana sanitasi dasar seperti perbaikan rumah sehat (Jendela, ventilasi dan plestirisasi ), sarana air bersih dan MCK dapat langsung di sampaikan pada musyawarah desa untuk dapat dicari penyelesaian permasalahannya dengan menyesuaikan kemampuan atau potensi yang masyarakat desa miliki. Bila diperlukan dapat meminta petugas sanitarian puskesmas untuk membantu memberikan alternatif alternatif pemecahan masalah kesehatan lingkungan yang ada di wilayah desanya.

Dengan terintegrasinya poliklinik kesehatan desa pada kegiatan klinik sanitasi, dimana dengan kesadaran masyarakat menempatkan kesehatan sebagai masalah prioritas yang utama, hal ini dapat menjadi pendorong tumbuhnya kemandirian masyarakat dalam upaya penurunan penyakit berbasis lingkungan di pedesaan yang akan mendorong tercapai ‘Jawa Tengah Sehat 2010’.

27 Januari 1933
Merupakan awal berdirinya Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta dengan nama Poliklinik Kesehatan “Tsi Sheng Yuan“, beralamat di jalan Mesen no. 106, Solo.
Pelayanan yang diberikan terbatas pada pengobatan umum dan pemeriksaan kandungan.
Tahun 1933 – 1949
Awal tahun 1942, pada masa pendudukan Jepang Poliklinik Kesehatan “Tsi Sheng Yuan”, berfungsi sebagai rumah sakit darurat.
Tahun 1949, Poliklinik Kesehatan “Tsi Sheng Yuan” pindah ke jalan Warung Pelem no. 72, pelayanan yang diberikan bertambah dengan Klinik Bersalin.
31 Agustus 1952
Atas prakarsa dr. Oen Boen Ing yang telah mengabdi sejak tahun 1935, terbentuklah Yayasan Kesehatan “Tsi Sheng Yuan”
Tahun 1954
Poliklinik Kesehatan “Tsi Sheng Yuan” pindah ke daerah Kandang Sapi/ Mojosongo (sampai sekarang) dan menjadi rumah sakit lengkap.
28 Desember 1965
Yayasan Kesehatan “Tsi Sheng Yuan” berubah nama menjadi Yayasan Kesehatan Panti Kosala, diambil dari bahasa Sansekerta, Panti berarti tempat dan Kosala berarti sejahtera/ teduh, sehingga Panti Kosala dapat diartikan sebagai tempat yang sejahtera/ teduh.
Arti kata ini dipakai sebagi motto rumah sakit “ Teduh Untuk Sembuh”
Tahun 1965 – 1983
Selama kurun waktu ini Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta terus berbenah diri dalam meningkatkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan mutu pelayanan bagi masyarakat Surakarta.
Pada tanggal 30 Oktober 1982, dr. Oen Boen Ing meninggal dunia, untuk mengenang jasa dan pengabdian beliau, maka mulai 3 Maret 1983 (sesuai dengan tanggal kelahiran beliau 3 Maret 1903) lembaga kesehatan ini dinamakan Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta, dan sejak saat itu tanggal 3 Maret diperingati sebagai HUT Rumah Sakit Dr. OEN Surakrta.
Tahun 1996
Pembangunan Gedung Rawat Jalan mulai dilaksanakan dan diresmikan penggunaanya pada bulan Desember 1998, Gedung ini terdiri dari tiga lantai (lantai dasar dipergunakan untuk Rawat Jalan, lantai I dipergunakan untuk Pelanyanan Penunjang Medik dan lantai II dipergunakan unutk Auditorium).
Tahun 1998
Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta, mendapat sertifikat “AKREDITASI PENUH” untuk lima pelayanan dengan demikian mutu pelayanan yang diberikan telah memenuhi standar.
Tahun 2001
Pembangunan Gedung Utama Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta dimulai pada bulan Juni 2001 dan diresmikan penggunaannya pada 28 September 2002.
Pada tahun ini pula Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta mendapat sertifikat “AKREDITASI PENUH” untuk 12 (dua belas) pelayanan, hal ini menunjukan bahwa Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta terus berusaha meningkatkan mutu pelayanan.
Sampai sekarang
Rumah Sakit Dr. OEN Surakarta , senantiasa berusaha meningkatkan sarana dan prasarana serta mutu pelayanan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan baik di bidang kesehatan maupun bidang lain yang berkaitan.
Rumah sakit terspesialisasi
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit pernapasan, dan lain-lain.
Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis tertentu. Kebanyakan rumah sakit di dunia didirikan dengan tujuan nirlaba.
Rumah sakit penelitian/pendidikan
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran pada suatu universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru. Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu wujud pengabdian masyararakat / Tri Dharma perguruan tinggi.
Rumah sakit lembaga/perusahaan
Rumah sakit yang didirikan oleh suatu lembaga/perusahaan untuk melayani pasien-pasien yang merupakan anggota lembaga tersebut/karyawan perusahaan tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima pasien umum dan menyediakan ruang gawat darurat untuk masyarakat umum.
Klinik
Fasilitas medis yang lebih kecil yang hanya melayani keluhan tertentu. Biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau dokter-dokter yang ingin menjalankan praktek pribadi. Klinik biasanya hanya menerima rawat jalan. Bentuknya bisa pula berupa kumpulan klinik yang disebut poliklinik.
Dalam sejarah kuno, kepercayaan dan pengobatan berhubungan sangat erat. Salah satu contoh institusi pengobatan tertua adalah kuil Mesir. Kuil Asclepius di Yunani juga dipercaya memberikan pengobatan kepada orang sakit, yang kemudian juga diadopsi bangsa Romawi sebagai kepercayaan. Kuil Romawi untuk Æsculapius dibangun pada tahun 291 SM di tanah Tiber, Roma dengan ritus-ritus hampir sama dengan kepercayaan Yunani.
Institusi yang spesifik untuk pengobatan pertama kali, ditemukan di India. Rumah sakit Brahmanti pertama kali didirikan di Sri Lanka pada tahun 431 SM, kemudian Raja Ashoka juga mendirikan 18 rumah sakit di Hindustan pada 230 SM dengan dilengkapi tenaga medis dan perawat yang dibiayai anggaran kerajaan.
Rumah sakit pertama yang melibatkan pula konsep pengajaran pengobatan, dengan mahasiswa yang diberikan pengajaran oleh tenaga ahli, adalah Akademi Gundishapur di Kerajaan Persia.
Bangsa Romawi menciptakan valetudinaria untuk pengobatan budak, gladiator, dan prajurit sekitar 100 SM. Adopsi kepercayaan Kristiani turut mempengaruhi pelayanan medis di sana. Konsili Nicea I pada tahun 325 memerintahkan pihak Gereja untuk juga memberikan pelayanan kepada orang-orang miskin, sakit, janda, dan musafir. Setiap satu katedral di setiap kota harus menyediakan satu pelayanan kesehatan. Salah satu yang pertama kali mendirikan adalah Saint Sampson di Konstantinopel dan Basil, bishop of Caesarea. Bangunan ini berhubungan langsung dengan bagunan gereja, dan disediakan pula tempat terpisah untuk penderita lepra.
Rumah sakit abad pertengahan di Eropa juga mengikuti pola tersebut. Di setiap tempat peribadahan biasanya terdapat pelayanan kesehatan oleh pendeta dan suster (Frase Perancis untuk rumah sakit adalah hôtel-Dieu, yang berarti "hostel of God."). Namun beberapa di antaranya bisa pula terpisah dari tempat peribadahan. Ditemukan pula rumah sakit yang terspesialisasi untuk penderita lepra, kaum miskin, atau musafir.
Rumah sakit dalam sejarah Islam memperkenalkan standar pengobatan yang tinggi pada abad 8 hingga 12. Rumah sakit pertama dibangun pada abad 9 hingga 10 mempekerjakan 25 staff pengobatan dan perlakuan pengobatan berbeda untuk penyakit yang berbeda pula. Rumah sakit yang didanai pemerintah muncul pula dalam sejarah Cina pada awal abad 10.
Perubahan rumah sakit menjadi lebih sekular di Eropa terjadi pada abad 16 hingga 17. Tetapi baru pada abad 18 rumah sakit modern pertama dibangun dengan hanya menyediakan pelayanan dan pembedahan medis. Inggris pertama kali memperkenalkan konsep ini. Guy's Hospital didirikan di London pada 1724 atas permintaan seorang saudagar kaya Thomas Guy. Rumah sakit yang dibiayai swasta seperti ini kemudian menjamur di seluruh Inggris Raya. Di koloni Inggris di Amerika kemudian berdiri Pennsylvania General Hospital di Philadelphia pada 1751. setelah terkumpul sumbangan £2,000. Di Eropa Daratan biasanya rumah sakit dibiayai dana publik. Namun secara umum pada pertengahan abad 19 hampir seluruh negara di Eropa dan Amerika Utara telah memiliki keberagaman rumah sakit.

Selasa, 18 November 2008

"MELAWAN GUS DUR"

Gus Dur yang selama ini dihormati, dipuji, disanjung, dikagumi dan dipercaya karena kejujurannya, intelektualnya dan keberaniannya, ternyata mendapat perlawanan dari kalangan NU sendiri, karena sikap dan keputusan-keputusan politiknya yang dinilai tidak tepat dan cenderung mengabaikan saran kiyai.

Ada tiga kasus yang menunjukkan bentuk perlawanan itu. Pertama, kasus pencalonan Gus Dur sebagai presiden RI dalam pemilu 2004. Setelah PKB memutuskan Gus Dur sebagai calon presiden, banyak dari elemen NU yang tidak setuju, terutama dari kalangan kiai. Sebagian kiai pertimbangannya adalah fiqih. Disana dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengar, melihat dan berbicara secara sempurna, sehingga dia dapat mengenali masalah dengan teliti dan dapat mengkomunikasikannya dengan baik dalam proses penentuan hukum.

Kedua, lanjut tulisan berikutnya...Malam semakin larut mata sudah tidak dapat di ajak berteman....

"MELAWAN GUS DUR"

Gus Dur yang selama ini dihormati, dipuji, disanjung, dikagumi dan dipercaya karena kejujurannya, intelektualnya dan keberaniannya, ternyata mendapat perlawanan dari kalangan NU sendiri, karena sikap dan keputusan-keputusan politiknya yang dinilai tidak tepat dan cenderung mengabaikan saran kiyai.

Ada tiga kasus yang menunjukkan bentuk perlawanan itu. Pertama, kasus pencalonan Gus Dur sebagai presiden RI dalam pemilu 2004. Setelah PKB memutuskan Gus Dur sebagai calon presiden, banyak dari elemen NU yang tidak setuju, terutama dari kalangan kiai. Sebagian kiai pertimbangannya adalah fiqih. Disana dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengar, melihat dan berbicara secara sempurna, sehingga dia dapat mengenali masalah dengan teliti dan dapat mengkomunikasikannya dengan baik dalam proses penentuan hukum.

Kedua, lanjut tulisan berikutnya...Malam semakin larut mata sudah tidak dapat di ajak berteman....

Senin, 10 November 2008

THE BIG FAMILY OF KENTINGAN

Keluarga memiliki makna universal jika diartikan. Keluarga bisa berarti kumpulan orang yang disatukan oleh hubungan darah, keluarga juga berarti institusi atau lembaga yang kita ikut didalamnya, ikut berproses didalamnya dan telah memberikan pengalaman dan ilmu yang banyak kepada kita.

LPM Kentingan, sebuah lembaga atau organisasi yang bergerak dibidang jurnalistik. Lembaga ini muncul akibat adanya dorongan dari mahasiswa akan perlunya institusi yang mau menampung seluruh aspirasi mahasiswa dan merupakan tempat untuk mengkritisi kebijakan rektorat. Dapat di kata umur Kentingan masih remaja, baru menginjak 14 tahun. Namun kiprahnya dalam dunia jurnalistik sudah banyak. Dari mulai menyelenggarakan diklat jurnalistik, seminar-seminar, penggalangan dana untuk bencana, mengirimkan delegasi mengikuti diklat tingkat lanjut, sampai para alumninya sekarang telah menjadi wartawan sesungguhnya. Tidak hanya itu demi mengusung perubahan Kentingan pernah di bredel pihak rektorat, sehingga harus vakum untuk beberapa waktu.

Semua hal tersebut tidak menyurutkan para penggiat Kentingan untuk meneruskan perjuangan yang telah dicitakan para pendiri Kentingan. Saya berada di lembaga ini belum terlalu lama, kira-kira 3 tahun. Meskipun saya belum mengetahui semua yang ada di Kentingan, namun saya sudah sedikit banyak mengerti apa yang diinginkan oleh kentingan didunia kampus dan didunia umum. Saya dahulu ketika masuk Kentingan belum terpikir tujuan saya apa, mengapa saya masuk dan untuk apa saya repot-repot ikut organisasi. Saya hanya berpikir senang-senang saja di Kentingan.

Seiring bergulirnya waktu, dan semakin bertambahnya umur, saya jadi sadar kuliah itu tidak hanya sekedar belajar di ruang kuliah, mendengarkan dosen, mengerjakan tugas dan ikut ujian. Lebih dari itu, kita harus mendapatkan ilmu dan pengalaman yang banyak dan akan berguna bagi kita dikemudian hari. Salah satunya ikut organisasi. Dengan berorganisasi tidak hanya mendapatkam pengalaman, namun kita juga akan mendapatkan banyak teman dengan bermacam latar belakang yang berbeda.

Itulah yang saya dapatkan di LPM Kentingan. Saya sudah menganggap Kentingan merupakan keluarga saya, walau peringkatnya kesekian. Saya sekarang jadi berpikir jika kita ingin ikut organisasi, pikiran pertama yang harus ada dalam benak kita adalah sebelum organisasi memberikan ilmu dan pengalaman kepada kita, apa yang seharusnya kita berikan terlebih dahulu kepada organisasi. Jika itu sudah termain set di otak kita, maka kita akan mengganggap organisasi adalah keluarga bagi kita.

Ibarat kata, jika Kentingan sedang sedih, saya juga akan ikut sedih. Begitu juga jika Kentingan sedang bahagia saya juga akan merasa bahagia. Itulah makna sesungguhnya dalam keluarga. Kentingan merupakan keluarga besar bagi saya. Sudah banyak suka duka yang saya alami. Kentingan tiada akan pernah saya lupakan dalam hidup, sebab telah memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman yang berharga. Sebentar lagi saya akan meninggalkanmu, semoga engkau tiada pernah bosan untuk mengingatku sampai kapanpun. Engkau telah menjadi tempat perlindungan bagi ku, dikala aku sedih, dikala aku senang, dilkala aku sedang marah maupun tertawa.

Ketika tiada lagi yang perduli padamu aku akan tetap perduli, bahkan jika semua orang telah membenci dan acuh terhadap mu, jangan khawatir aku akan tetap menjaga dan merawatmu.

Jumat, 07 November 2008

NULIS LAGI

Sudah lama sekali saya tidak menuangkan ide pikiran kedalam tulisan. Hampir dua bulan lamanya vakum menulis didunia maya. Rindu sekali rasanya dapat menuangkan sebuah tulisan maupunn beberapa tulisan lagi. Menulis membuat perasaan saya dapat tenang, mungkin tulisan merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran dan hati kita.

Hari ini, malam ini dan saat ini pikiran saya tengah berada diranah kuliah yang hampir selesai. Sebantar lagi saya akan meninggalkan bangku kuliah yang telah memberikan saya banyak ilmu dan pengalaman yang berharga dalam hidup. Pikiran saya tertuju pada arah dimana saya nanti setelah lulus. Benar, dalam hati, saya sudah merencanakan dan mencanangkan program-program yang akan saya lakukan selepas kuliah, namun siapa yang tahu dengan pasti hasilnya nanti. Manusia hanya dapat berencana, berusaha dan berdoasemua itu sudah ditakdirkan oleh pencipta kita. Saya hanya ingin diberikan yang terbaik dan berkah saja dalam kehidupan ini.

Hidup, mati, rejeki, jodoh semua sudah ditetapkan dan saya serta anda semua sudah diberikan masing-masing jatahnya. Ingin apa lagi manusia setelah mengetahui hal tersebut. Manusia tercipta memiliki hak untuk memilih jalan yang baik atau buruk, semua diberikan keleluasaan untuk memilihnya. Saya mungkin golongan orang yang masih setengah-setengah, kadang pilih njalan baik, terkadang memilih jalan yang buruk. Hati orang memang mudah sekali untuk berubah,siapa tahu malam ini saya muslim esok harinya telah menjadi kafir hahaha...Hanya gurauan saya saja. Manusia hany dapat berdoa agar ditetapkan hatinya selalu berjalan dijalan yang benar.

Saat ini saya tengah berada didepan monitor komputer dan menekan huruf-huruf sesuai keinginan hati saya ingin menulis apa. Meskipun komputer dan keyboard ini hanya benda mati, mereka merupakan saksi bisu yang dapat bercerita ditengah malam dan mereka tiada pernah akan lelah dan bosan untuk menjadi tempat pembuangan curahan hati dan pikiran kita. Saya dan juga anda mungin sepakat akan hal ini. Mereka sudah saya anggap teman,meski mereka bisu. Lebiha baik berteman dengan benda mati yang bisu namun setia daripada berteman dengan manusia tapi munafik hatinya. Hanya ingin menang sendiri, hanya ingin menguntungkan orang lain dan hanya ingin membuat orang lain terluka.

Saya jadi ingat dengan perkataan nenek saya sebelum dia meninggal. Beliau selalu mengatakan kepada saya, kamu itu laki-laki, seorang pri aitu tidak boleh menangis dalam mengahdap[i apapun jua. Beliau juga berpesan meskipun sahabat dan temanmu menyakiti mu kamu janganlah dendam dengan mereka. Susah sekali untuk mencari teman dan sahabat.

Saya sudahi dahulu tulisan saya malam ini,sebab disamping saya sudah menunggu teman yang bemberikan bencengan kepada saya. Dia mungin hanya seorang manusia, namun setiap manusia pasti memiliki manfaat, nah salah satunya menolong temannya.