Gus Dur yang selama ini dihormati, dipuji, disanjung, dikagumi dan dipercaya karena kejujurannya, intelektualnya dan keberaniannya, ternyata mendapat perlawanan dari kalangan NU sendiri, karena sikap dan keputusan-keputusan politiknya yang dinilai tidak tepat dan cenderung mengabaikan saran kiyai.
Ada tiga kasus yang menunjukkan bentuk perlawanan itu. Pertama, kasus pencalonan Gus Dur sebagai presiden RI dalam pemilu 2004. Setelah PKB memutuskan Gus Dur sebagai calon presiden, banyak dari elemen NU yang tidak setuju, terutama dari kalangan kiai. Sebagian kiai pertimbangannya adalah fiqih. Disana dijelaskan bahwa seorang pemimpin harus memiliki kemampuan mendengar, melihat dan berbicara secara sempurna, sehingga dia dapat mengenali masalah dengan teliti dan dapat mengkomunikasikannya dengan baik dalam proses penentuan hukum.
Kedua, lanjut tulisan berikutnya...Malam semakin larut mata sudah tidak dapat di ajak berteman....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar