Merujuk pada kamus pembebasan, revolusi didefinisikan menjadi dua pengertian yang saling berkitan. Pertama, revolusi adalah ledakan politik mengulingkan atau mengambil alih kekuasan yang berdiri diatas system tertentu, kedua, revolusi adalah aktivitas yang diarahkan pada perubahan mendasar dalam hal struktur atau formasi dalam bidang social, politik,ekonomi, maupun budaya. Jika kita merunut sejumlah teori yang membahas perihal revolusi, paling tidak aa tiga pendekatan yang menonjol, pertama, teori agregat psikologis yang berupaya menjelaskan revolusi melalui konsep motivasi psikologis rakyat untuk melibatakan diri ke dalam kekerasan politik atau untuk bergabung dalam gerakan oposisi. Kedua,asalah teori konsesus system atau nilai yang berupaya menjelaskan revolusi sebagai sebagai respon kekerasan dari gerakan ideologis terhadap ketimpanagan yang hebat dalam system social. Teori yang ketiga dinama teori teori konflik politik, yang menyatakan bahwa konflik yang terjadi antara pemerintah dengan berbagai yang terorganisir dalam perebutan kekuasaan haruslah menjadi pusat perhatian dalam setiap upaya untuk menjelaskan kekerasan social.
Pemuda merupakan organ paling penting dalam sebuah Negara. Titik tolak kemajuan Negara dan kemundurannya dapat diukur salah satunya dengan indicator peran pemuda. Seperti yang diungkapan Hegel, salah seorang tokoh filsafat. Dia mengungkapkan teori tentang semangat zaman yang tak terbatas oleh waktu. Di dalamnya menyangkut elemen semangat pemuda yang sangat dibutuhkan untu membangun sebuah bangsa. Semangat pemuda ini tiada akan tergerus oleh zaman dan akan selalu menjadi bagian dari revolusi Negara.
Menilik pada semangat pemuda yang merupakan bagian penting dalam sebuah revolusi, pembahasannya tidak akan lepas dari peran sebuah Negara. Pengaruh perubahan politik, social, ekonomi dan budaya Negara akan menyebabkan perubahan semangat pemuda. Kecenderungan yang terjadi di dunia saat ini, terkhusus di Indonesia perubahan politik, social, ekonomi maupun budaya lebiah kearah kemerosotan akibat factor dari dalam (pemerintah) maupun luar (dalam hal ini adalah pengaruh budaya luar). Pengaruh dari dalam maupun dari luar tersebut sangat mempengaruhi pemuda dan kecendrungannya pemuda kita telah mengalami cultural movement. Saat ini terjadi peregeseran-pergeseran nilai kepemudan sendiri yang berubah dalam kemrosotan moral maupun perilaku. Pemuda Indonesia saat ini telah masuk kedalam budaya konsumerisme, hedonis dan kurang peka dengan apa yang terjadi di masyarakat. Ini sangat berbeda dengan zaman orde lama, orde baru, dan menjelang reformasi dimana semangat pemuda masih bergejolak dan kritis. Di masa itu pemuda merupakan agen perubahan yang sesungguhnya, maksudnya pemuda benar-benar mengerti perannya dalam sebuah bangsa dan selalu menjadi oposisi dari pemerintah dalam berbagi kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.
Menyikapi Cultural Movement, para pemuda biasanya membuat berbagi macam kegiatan yang terlihat dalam bentuk komunitas-komunitas tertentu. Tujuan dan bentuk komunitas-komunitas itu berbeda dilihat dari latar belakang terbentuknya, ada yang terbentuk atas dasar social, budaya, ekonomi, pendidikan bahkan politik. Komunitas-komunitas itu merupakan respon yang terjadi akubat dari perubahan yang disebabakan oleh Negara, dan kecenderungannya Negara kita berubah menuju kearah “tenggelam”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar