Jumat, 23 Juli 2010

Hari Anak Nasional, Batapa Malangnya Nasib Mereka..

"Hanya satu pintaku, tuk memandang langit biru
dalam dekap seorang ibu".

"Hanya satu pintaku, tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan seorang ayah".

"Apabila ini sebuah mimpi,
ku selalu berharap takkan terbangun lagi"

-Mocca-

Dibalik kesederhanaan irama dan lirik lagu diatas, sebetulnya tersimpan ungkapan tersembunyi dari lubuk hati setiap anak. Kerinduan duduk dipangkuan ayah, dibelai dan diusap dalam dekapan hangat seorang ibu. Menghabiskan waktu bersama orang tua untuk bermain, belajar, berekspeimen, menemani disaat sedih dan senang dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali sulit kita jawab dalam pengertian mereka.
Anak-anak tidak meminta mainan atau barang mewah, mereka tidak meminta sekolahkan disekolah mahal yang membuat waktu mereka bersama orangtuanya hilang. Kadang kita sebagai orang tua tidak menyadari, di dalam dunianya yang masih polos dan lugu, sebetulnya anak terlahir dengan potensi untuk menjadi anak luar biasa.
Siapakah penerus bangsa indonesia dimasa mendatang ?. jawabannya sudah tentu anak-anak kita yang luar biasa potensinya. Anank-anak adalah mutiara bangsa yang harus dibekali dengan segala hal yang memberikan kebaiakn dalam proes tumbuh kembangnya.
Saat ini proses tersebut sedang berlangsung dinegara kita. Anehnya, proses tersebut belum berlangsung secara optimal dalam mengembangkan potensi anak-anak Indonesia. Hari ini bangsa kita memperingati Hari Anak Nasional, namun apa yang terjadi dilapangan. Gizi Buruk masih merajalela dinusantara, Perbudakan anak juga masih banyak terjadi, Penindasan dan kesewenang-wenangan pun masih berlangsung. Malang sekali nasib para generasi penerus bangsa ini, dikala harus menjadi penerus, disaat itu pula mereka harus mengalami nasib yang perih dan sedih.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Trus, sebagai penerus bangsa yg bukan anak-anak lagi, adakah yg bisa kita lakukan untuk memperbaikinya?

Gunemane Gemblink mengatakan...

itu urusan pemerintah... tinggal kita sendiri aja sebagai pnerus bangsa yang udah "dwasa" mau memperbaiki diri apa tidak