Tahukah Anda bahwa karena sebuah bukulah maka bangsa Belanda bisa sampai di Nusantara dan melakukan penjajahan atas bumi yang kaya raya ini selama berabad-abad? Buku tersebut berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, yang ditulis Jan Huygen van Linshoten di tahun 1595. Inilah kisahnya:
Jauh sebelum Eropa terbuka matanya mencari dunia baru, warga pribumi nusantara hidup dalam kedamaian. Situasi ini berubah drastis saat orang-orang Eropa mulai berdatangan dengan dalih berdagang, namun membawa pasukan tempur lengkap dengan senjatanya. Hal yang ironis, tokoh yang menggerakkan roda sejarah dunia masuk ke dalam kubangan darah adalah dua orang Paus yang berbeda. Pertama, Paus Urbanus II, yang mengobarkan perang salib untuk merebut Yerusalem dalam Konsili Clermont tahun 1096. Dan yang kedua, Paus Alexander VI.
Perang Salib tanpa disadari telah membuka mata orang Eropa tentang peradaban yang jauh lebih unggul ketimbang mereka. Eropa mengalami pencerahan akibat bersinggungan dengan orang-orang Islam dalam Perang Salib ini. Merupakan fakta jika jauh sebelum Eropa berani melayari samudera, bangsa Arab telah dikenal dunia sebagai bangsa pedagang pemberani yang terbiasa melayari samudera luas hingga ke Nusantara.
Bahkan kapur barus yang merupakan salah satu zat utama dalam ritual pembalseman para Fir’aun di Mesir pada abad sebelum Masehi, didatangkan dari satu kampung kecil bernama Barus yang berada di pesisir barat Sumatera tengah. Dari pertemuan peradaban inilah bangsa Eropa mengetahui jika ada satu wilayah di selatan bola dunia yang sangat kaya dengan sumber daya alamnya, yang tidak terdapat di belahan dunia manapun.
Negeri itu penuh dengan karet, lada, dan rempah-rempah lainnya, selain itu Eropa juga mencium adanya emas dan batu permata yang tersimpan di perutnya. Tanah tersebut iklimnya sangat bersahabat, dan alamnya sangat indah. Wilayah inilah yang sekarang kita kenal dengan nama Nusantara. Mendengar semua kekayaan ini Eropa sangat bernafsu untuk mencari semua hal yang selama ini belum pernah didapatkannya.
Paus Alexander VI pada tahun 1494 memberikan mandat resmi gereja kepada Kerajaan Katolik Portugis dan Spanyol melalui Perjanjian Tordesillas. Dengan adanya perjanjian ini, Paus Alexander dengan seenaknya membelah dunia di luar daratan Eropa menjadi dua kapling untuk dianeksasi. Garis demarkasi dalam perjanjian Tordesilas itu mengikuti lingkaran garis lintang dari Tanjung Pulau Verde, melampaui kedua kutub bumi. Ini memberikan Dunia Baru kini disebut Benua Amerika kepada Spanyol. Afrika serta India diserahkan kepada Portugis.
Paus menggeser garis demarkasinya ke arah timur sejauh 1.170 kilometer dari Tanjung Pulau Verde. Brazil pun jatuh ke tangan Portugis. Jalur perampokan bangsa Eropa ke arah timur jauh menuju kepulauan Nusantara pun terbagi dua. Spanyol berlayar ke Barat dan Portugis ke Timur, keduanya akhirnya bertemu di Maluku, di Laut Banda. Sebelumnya, jika dua kekuatan yang tengah berlomba memperbanyak harta rampokan berjumpa tepat di satu titik maka mereka akan berkelahi, namun saat bertemu di Maluku, Portugis dan Sanyol mencoba untuk menahan diri.
Pada 5 September 1494, Spanyol dan Portugal membuat perjanjian Saragossa yang menetapkan garis anti-meridian atau garis sambungan pada setengah lingkaran yang melanjutkan garis 1.170 kilometer dari Tanjung Verde. Garis itu berada di timur dari kepulauan Maluku, di sekitar Guam.
Sejak itulah, Portugis dan Spanyol berhasil membawa banyak rempah-rempah dari pelayarannya. Seluruh Eropa mendengar hal tersebut dan mulai berlomba-lomba untuk juga mengirimkan armadanya ke wilayah yang baru di selatan.
Ketika Eropa mengirim ekspedisi laut untuk menemukan dunia baru, pengertian antara perdagangan, peperangan, dan penyebaran agama Kristen nyaris tidak ada bedanya. Misi imperialisme Eropa ini sampai sekarang kita kenal dengan sebutan “Tiga G”: Gold, Glory, Gospel. Seluruh penguasa, raja-raja, para pedagang, yang ada di Eropa membahas tentang negeri selatan yang sangat kaya raya ini.
Mereka berlomba-lomba mencapai Nusantara dari berbagai jalur. Sayang, saat itu belum ada sebuah peta perjalanan laut yang secara utuh dan detil memuat jalur perjalanan dari Eropa ke wilayah tersebut yang disebut Eropa sebagai Hindia Timur. Peta bangsa-bangsa Eropa baru mencapai daratan India, sedangkan daerah di sebelah timurnya masih gelap.
Dibandingkan Spanyol, Portugis lebih unggul dalam banyak hal. Pelaut-pelaut Portugis yang merupakan tokoh-tokoh pelarian Templar (dan mendirikan Knight of Christ), dengan ketat berupaya merahasiakan peta-peta terbaru mereka yang berisi jalur-jalur laut menuju Asia Tenggara.
Peta-peta tersebut saat itu merupakan benda yang paling diburu oleh banyak raja dan saudagar Eropa. Namun ibarat pepatah,“Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya jatuh juga”, maka demikian pula dengan peta rahasia yang dipegang pelaut-pelaut Portugis.
Sejumlah orang Belanda yang telah bekerja lama pada pelaut-pelaut Portugis mengetahui hal ini. Salah satu dari mereka bernama Jan Huygen van Linschoten. Pada tahun 1595 dia menerbitkan buku berjudul Itinerario naer Oost ofte Portugaels Indien, Pedoman Perjalanan ke Timur atau Hindia Portugis, yang memuat berbagai peta dan deksripsi amat rinci mengenai jalur pelayaran yang dilakukan Portugis ke Hindia Timur, lengkap dengan segala permasalahannya.
Buku itu laku keras di Eropa, namun tentu saja hal ini tidak disukai Portugis. Bangsa ini menyimpan dendam pada orang-orang Belanda. Berkat van Linschoten inilah, Belanda akhirnya mengetahui banyak persoalan yang dihadapi Portugis di wilayah baru tersebut dan juga rahasia-rahasia kapal serta jalur pelayarannya.
Para pengusaha dan penguasa Belanda membangun dan menyempurnakan armada kapal-kapal lautnya dengan segera, agar mereka juga bisa menjarah dunia selatan yang kaya raya, dan tidak kalah dengan kerajaan-kerajaan Eropa lainnya.
Pada tahun 1595 Belanda mengirim satu ekspedisi pertama menuju Nusantara yang disebutnya Hindia Timur. Ekspedisi ini terdiri dari empat buah kapal dengan 249 awak dipimpin Cornelis de Houtman, seorang Belanda yang telah lama bekerja pada Portugis di Lisbon. Lebih kurang satu tahun kemudian, Juni 1596, de Houtman mendarat di pelabuhan Banten yang merupakan pelabuhan utama perdagangan lada di Jawa, lalu menyusur pantai utaranya, singgah di Sedayu, Madura, dan lainnya. Kepemimpinan de Houtman sangat buruk.
Dia berlaku sombong dan besikap semaunya pada orang-orang pribumi dan juga terhadap sesama pedagang Eropa. Sejumlah konflik menyebabkan dia harus kehilangan satu perahu dan banyak awaknya, sehingga ketika mendarat di Belanda pada tahun 1597, dia hanya menyisakan tiga kapal dan 89 awak. Walau demikian, tiga kapal tersebut penuh berisi rempah-rempah dan benda berharga lainnya.
Orang-orang Belanda berpikiran, jika seorang de Houtman yang tidak cakap memimpin saja bisa mendapat sebanyak itu, apalagi jika dipimpin oleh orang dan armada yang jauh lebih unggul. Kedatangan kembali tim de Houtman menimbulkan semangat yang menyala-nyala di banyak pedagang Belanda untuk mengikut jejaknya. Jejak Houtman diikuti oleh puluhan bahkan ratusan saudagar Belanda yang mengirimkan armada mereka ke Hindia Timur.
Dalam tempo beberapa tahun saja, Belanda telah menjajah Hindia Timur dan hal itu berlangsung lama hingga baru merdeka pada tahun 1945.
Berbicara bukan sekedar kita mengeluarkan kata-kata. Berbicara akan menumbuhkan sebuah cerita yang menarik jika mengikutinya. Sepenggal cerita itu sedikit saya tuangkan dalam pembicaraan tersebut. Tidak ada salah dan benar tentang cerita-cerita itu, hanya sebagai bahan pembicaraan semata.
Sabtu, 31 Juli 2010
Jumat, 23 Juli 2010
Hari Anak Nasional, Batapa Malangnya Nasib Mereka..
"Hanya satu pintaku, tuk memandang langit biru
dalam dekap seorang ibu".
"Hanya satu pintaku, tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan seorang ayah".
"Apabila ini sebuah mimpi,
ku selalu berharap takkan terbangun lagi"
-Mocca-
Dibalik kesederhanaan irama dan lirik lagu diatas, sebetulnya tersimpan ungkapan tersembunyi dari lubuk hati setiap anak. Kerinduan duduk dipangkuan ayah, dibelai dan diusap dalam dekapan hangat seorang ibu. Menghabiskan waktu bersama orang tua untuk bermain, belajar, berekspeimen, menemani disaat sedih dan senang dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali sulit kita jawab dalam pengertian mereka.
Anak-anak tidak meminta mainan atau barang mewah, mereka tidak meminta sekolahkan disekolah mahal yang membuat waktu mereka bersama orangtuanya hilang. Kadang kita sebagai orang tua tidak menyadari, di dalam dunianya yang masih polos dan lugu, sebetulnya anak terlahir dengan potensi untuk menjadi anak luar biasa.
Siapakah penerus bangsa indonesia dimasa mendatang ?. jawabannya sudah tentu anak-anak kita yang luar biasa potensinya. Anank-anak adalah mutiara bangsa yang harus dibekali dengan segala hal yang memberikan kebaiakn dalam proes tumbuh kembangnya.
Saat ini proses tersebut sedang berlangsung dinegara kita. Anehnya, proses tersebut belum berlangsung secara optimal dalam mengembangkan potensi anak-anak Indonesia. Hari ini bangsa kita memperingati Hari Anak Nasional, namun apa yang terjadi dilapangan. Gizi Buruk masih merajalela dinusantara, Perbudakan anak juga masih banyak terjadi, Penindasan dan kesewenang-wenangan pun masih berlangsung. Malang sekali nasib para generasi penerus bangsa ini, dikala harus menjadi penerus, disaat itu pula mereka harus mengalami nasib yang perih dan sedih.
dalam dekap seorang ibu".
"Hanya satu pintaku, tuk bercanda dan tertawa
di pangkuan seorang ayah".
"Apabila ini sebuah mimpi,
ku selalu berharap takkan terbangun lagi"
-Mocca-
Dibalik kesederhanaan irama dan lirik lagu diatas, sebetulnya tersimpan ungkapan tersembunyi dari lubuk hati setiap anak. Kerinduan duduk dipangkuan ayah, dibelai dan diusap dalam dekapan hangat seorang ibu. Menghabiskan waktu bersama orang tua untuk bermain, belajar, berekspeimen, menemani disaat sedih dan senang dan mendengarkan pertanyaan-pertanyaan yang sering kali sulit kita jawab dalam pengertian mereka.
Anak-anak tidak meminta mainan atau barang mewah, mereka tidak meminta sekolahkan disekolah mahal yang membuat waktu mereka bersama orangtuanya hilang. Kadang kita sebagai orang tua tidak menyadari, di dalam dunianya yang masih polos dan lugu, sebetulnya anak terlahir dengan potensi untuk menjadi anak luar biasa.
Siapakah penerus bangsa indonesia dimasa mendatang ?. jawabannya sudah tentu anak-anak kita yang luar biasa potensinya. Anank-anak adalah mutiara bangsa yang harus dibekali dengan segala hal yang memberikan kebaiakn dalam proes tumbuh kembangnya.
Saat ini proses tersebut sedang berlangsung dinegara kita. Anehnya, proses tersebut belum berlangsung secara optimal dalam mengembangkan potensi anak-anak Indonesia. Hari ini bangsa kita memperingati Hari Anak Nasional, namun apa yang terjadi dilapangan. Gizi Buruk masih merajalela dinusantara, Perbudakan anak juga masih banyak terjadi, Penindasan dan kesewenang-wenangan pun masih berlangsung. Malang sekali nasib para generasi penerus bangsa ini, dikala harus menjadi penerus, disaat itu pula mereka harus mengalami nasib yang perih dan sedih.
Selasa, 20 Juli 2010
10 buku paling kontroversial
1. The Satanic Verses by Salman Rushdie
Mungkin salah satu buku paling kontroversial yang pernah ditulis, setelah rilis di akhir tahun 80-an The Satanic Verses menyebabkan kegemparan besar di dunia Islam. Banyak yang percaya bahwa novel keempat Rushdie sangat menghujat, misalnya dia sebut Nabi Muhammad sebagai Mahound. Sebuah fatwa yang dikeluarkan terhadap penulis oleh pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Khomeini. Hadiah 1 juta dollar telah diajukan kepada siapa saja yang membunuh Rushdie dan 3 juta dollar jika pembunuhnya adalah warga Iran. Negara-negara lain segera ikut dalam kehebohan ini. Venezuela melarang buku tersebut dan mengancam 15 bulan penjara kepada siapapun yang membacanya. Sementara di Jepang, seorang penerjemah yang terlibat dengan buku tersebut ditikam sampai mati. Beberapa negara lain, termasuk Amerika, mengambil buku dari rak-rak toko buku mereka. Rushdie hidup bersembunyi selama satu dekade karena takut. Meskipun begitu, buku ini masih terdaftar untuk Booker Prize pada tahun 1988.
2. American Psycho by Bret Easton Ellis
Sebuah novel satir yang keluar pada tahun 1991 menyoroti sifat lelucon dari yuppies di Amerika. Kisahnya diceritakan melalui seorang protagonis Patrick Bateman, seorang yuppie gila yang menjadi pembunuh berantai. Dalam beberapa kali novel ini telah diberi label sebagai "salah satu novel kunci dari abad terakhir," tetapi ketika dirilis membuat kontroversi besar karena tingkat ekstrem kekerasan grafis dan penyiksaan seksual. Penulis menerima surat kebencian dan ancaman kematian. Buku ini masih tidak dapat dibeli oleh orang berusia dibawah 18 tahun di beberapa negara.
3. The Da Vinci Code by Dan Brown
Buku lain yang kontroversial yang berkaitan dengan keagamaan, kali ini terhadap iman Kristen. Cerita ini berkisah tentang tokoh-tokoh yang menemukan rahasia gelap yang disembunyikan oleh Gereja Katolik selama berabad-abad, yang menyoroti keilahian Kristus. Buku (dan film) ini telah menjadi sangat populer tetapi juga memperoleh kontroversi atas deskripsi akurat tentang sejarah, geografi, seni dan arsitektur. penulis lain bahkan menggugat Dan Brown untuk plagiarisme.
4. Lolita by Vladimir Nabokov
Jika karakter utama Anda adalah seorang pedofilia, maka Anda segera akan menjadi kontroversial dimana-mana. Tidak mengherankan bahwa novel Nabokov's mendapat kontroversi seperti pada tahun 1955 ketika pertama kali diterbitkan di Perancis. Sang pedofil yaitu Humbert Humbert, yang memiliki obsesi tertentu dengan seorang gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze. Buku ini dilarang di Perancis, Inggris, Selandia Baru, Afrika Selatan dan Argentina. Anehnya, meskipun begitu, buku ini sukses besar di Amerika, di mana terjual 100.000 eksemplar dalam tiga minggu pertama.
5. Adventures of Huckleberry Finn by Mark Twain
Buku ini merupakan salah satu buku yang paling menantang sepanjang masa, khususnya di Amerika Serikat. Buku ini telah dilarang dari perpustakaan di seluruh negeri maupun dihapus dari kurikulum sekolah. Buku ini juga ada dalam daftar American Library Association’s ‘Most Frequently Challenged Books’. Alasan untuk semua ini adalah karena bahasa rasial yang digunakan dalam buku ini. Sebagai contoh, kata "negro" muncul dalam buku ini lebih dari 200 kali.
6. The Chocolate War by Robert Cormier
Chocolate War ditulis untuk remaja dan dewasa muda. Tetapi begitu orang tua menyadari apa isi dari halaman-halaman buku tersebut, maka mareka protes dan meminta buku tersebut dilarang edar. Dirilis pada tahun 1974 novel ini berisi kekerasan, kata-kata makian dan adegan masturbasi. Buku ini masih dilarang di perpustakaan dan toko-toko di seluruh dunia sampai hari ini, dan Anda tidak akan menemukannya di sekolah.
7. The Harry Potter series by JK Rowling
Disamping keberhasilan global yang menakjubkan dari serial Harry Potter di kalangan anak-anak dan para pembaca dewasa, masih ada sejumlah besar kontroversi seputar buku ini. Para orang-orang fanatik di seluruh dunia menyebutkan bahwa seri Harry Potter mempromosikan Satanisme. Statistik diungkapkan oleh para ilmuwan pustakawan mengungkapkan bahwa lebih dari 3.000 upaya dan laporan telah dilakukan antara tahun 2000 dan 2005 untuk meminta buku-buku tersebut dilarang di AS.
8. The Wasp Factory by Iain Banks
Ketika The Wasp Factory keluar pada tahun 1984, itu adalah novel pertama Iain Banks, seorang penulis asal Skotlandia. Novel tebal ini datang dengan kontroversi karena isinya yang mengandung materi kekerasan. Ditulis dalam gaya kata ganti orang pertama, kisah ini diceritakan melalui pikiran sadis karakter protagonis Frank Cauldhame yang berumur 16 tahun. Karakter ini menggambarkan masa kecil yang meresahkan dimana dia menyiksa binatang dan membunuh 3 anak. Pikirkan bagaimana Frank dalam tahun-tahun awal hidupnya.
9. The Catcher in the Rye by J.D. Salinger
Digambarkan oleh banyak orang sebagai salah satu novel terbesar yang pernah ditulis dan dimasukkan dalam daftar Time Magazine's dari 100 novel berbahasa Inggris terbaik. The Catcher in the Rye masih tidak kekurangan kontroversi dan kritik. Awalnya ditujukan untuk pembaca dewasa, namun remaja banyak menikmati novel (dan masih melakukannya). Sebagai tokoh sentral adalah Holden Caulfield, seorang pemberontak. Mengangkat tema misalnya kebingungan, kecemasan, seksualitas, keterasingan, dan banyak pemberontakan remaja yang terkait dengan isu Caulfield's. Tapi buku ini mengalami kontroversi karena alasan yang sangat sensitif. Beberapa kritikus ingin buku itu disensor karena mengandung "anti-Kristen" sentimen.
10. Nineteen Eighty-Four by George Orwell
Ditulis oleh George Orwell ketika ia menjelang kematian, novel ini sangat dipengaruhi oleh pandangan politik penulis. Tema dalam buku ini menyertakan Amerika Serikat dan Uni Soviet, dan topik-topik seputar seperti totaliterisme, penyiksaan, mengendalikan pikiran, pelanggaran privasi, agama terorganisir, sensor, seks dan banyak lagi. Novel ini juga dikatakan telah menciptakan gagasan tentang "Big Brother", bahwa kita selalu diawasi. Banyak fanatik mengklaim bahwa Nineteen Eighty-Four ditulis oleh Orwell yang sedang sangat sakit dan tidak sehat jasmani pada saat itu sehingga ngawur, dan untuk alasan itu harus dilarang. Lainnya tidak setuju mengatakan itu adalah maha karya-nya.
Mungkin salah satu buku paling kontroversial yang pernah ditulis, setelah rilis di akhir tahun 80-an The Satanic Verses menyebabkan kegemparan besar di dunia Islam. Banyak yang percaya bahwa novel keempat Rushdie sangat menghujat, misalnya dia sebut Nabi Muhammad sebagai Mahound. Sebuah fatwa yang dikeluarkan terhadap penulis oleh pemimpin spiritual Iran, Ayatollah Khomeini. Hadiah 1 juta dollar telah diajukan kepada siapa saja yang membunuh Rushdie dan 3 juta dollar jika pembunuhnya adalah warga Iran. Negara-negara lain segera ikut dalam kehebohan ini. Venezuela melarang buku tersebut dan mengancam 15 bulan penjara kepada siapapun yang membacanya. Sementara di Jepang, seorang penerjemah yang terlibat dengan buku tersebut ditikam sampai mati. Beberapa negara lain, termasuk Amerika, mengambil buku dari rak-rak toko buku mereka. Rushdie hidup bersembunyi selama satu dekade karena takut. Meskipun begitu, buku ini masih terdaftar untuk Booker Prize pada tahun 1988.
2. American Psycho by Bret Easton Ellis
Sebuah novel satir yang keluar pada tahun 1991 menyoroti sifat lelucon dari yuppies di Amerika. Kisahnya diceritakan melalui seorang protagonis Patrick Bateman, seorang yuppie gila yang menjadi pembunuh berantai. Dalam beberapa kali novel ini telah diberi label sebagai "salah satu novel kunci dari abad terakhir," tetapi ketika dirilis membuat kontroversi besar karena tingkat ekstrem kekerasan grafis dan penyiksaan seksual. Penulis menerima surat kebencian dan ancaman kematian. Buku ini masih tidak dapat dibeli oleh orang berusia dibawah 18 tahun di beberapa negara.
3. The Da Vinci Code by Dan Brown
Buku lain yang kontroversial yang berkaitan dengan keagamaan, kali ini terhadap iman Kristen. Cerita ini berkisah tentang tokoh-tokoh yang menemukan rahasia gelap yang disembunyikan oleh Gereja Katolik selama berabad-abad, yang menyoroti keilahian Kristus. Buku (dan film) ini telah menjadi sangat populer tetapi juga memperoleh kontroversi atas deskripsi akurat tentang sejarah, geografi, seni dan arsitektur. penulis lain bahkan menggugat Dan Brown untuk plagiarisme.
4. Lolita by Vladimir Nabokov
Jika karakter utama Anda adalah seorang pedofilia, maka Anda segera akan menjadi kontroversial dimana-mana. Tidak mengherankan bahwa novel Nabokov's mendapat kontroversi seperti pada tahun 1955 ketika pertama kali diterbitkan di Perancis. Sang pedofil yaitu Humbert Humbert, yang memiliki obsesi tertentu dengan seorang gadis berusia 12 tahun bernama Dolores Haze. Buku ini dilarang di Perancis, Inggris, Selandia Baru, Afrika Selatan dan Argentina. Anehnya, meskipun begitu, buku ini sukses besar di Amerika, di mana terjual 100.000 eksemplar dalam tiga minggu pertama.
5. Adventures of Huckleberry Finn by Mark Twain
Buku ini merupakan salah satu buku yang paling menantang sepanjang masa, khususnya di Amerika Serikat. Buku ini telah dilarang dari perpustakaan di seluruh negeri maupun dihapus dari kurikulum sekolah. Buku ini juga ada dalam daftar American Library Association’s ‘Most Frequently Challenged Books’. Alasan untuk semua ini adalah karena bahasa rasial yang digunakan dalam buku ini. Sebagai contoh, kata "negro" muncul dalam buku ini lebih dari 200 kali.
6. The Chocolate War by Robert Cormier
Chocolate War ditulis untuk remaja dan dewasa muda. Tetapi begitu orang tua menyadari apa isi dari halaman-halaman buku tersebut, maka mareka protes dan meminta buku tersebut dilarang edar. Dirilis pada tahun 1974 novel ini berisi kekerasan, kata-kata makian dan adegan masturbasi. Buku ini masih dilarang di perpustakaan dan toko-toko di seluruh dunia sampai hari ini, dan Anda tidak akan menemukannya di sekolah.
7. The Harry Potter series by JK Rowling
Disamping keberhasilan global yang menakjubkan dari serial Harry Potter di kalangan anak-anak dan para pembaca dewasa, masih ada sejumlah besar kontroversi seputar buku ini. Para orang-orang fanatik di seluruh dunia menyebutkan bahwa seri Harry Potter mempromosikan Satanisme. Statistik diungkapkan oleh para ilmuwan pustakawan mengungkapkan bahwa lebih dari 3.000 upaya dan laporan telah dilakukan antara tahun 2000 dan 2005 untuk meminta buku-buku tersebut dilarang di AS.
8. The Wasp Factory by Iain Banks
Ketika The Wasp Factory keluar pada tahun 1984, itu adalah novel pertama Iain Banks, seorang penulis asal Skotlandia. Novel tebal ini datang dengan kontroversi karena isinya yang mengandung materi kekerasan. Ditulis dalam gaya kata ganti orang pertama, kisah ini diceritakan melalui pikiran sadis karakter protagonis Frank Cauldhame yang berumur 16 tahun. Karakter ini menggambarkan masa kecil yang meresahkan dimana dia menyiksa binatang dan membunuh 3 anak. Pikirkan bagaimana Frank dalam tahun-tahun awal hidupnya.
9. The Catcher in the Rye by J.D. Salinger
Digambarkan oleh banyak orang sebagai salah satu novel terbesar yang pernah ditulis dan dimasukkan dalam daftar Time Magazine's dari 100 novel berbahasa Inggris terbaik. The Catcher in the Rye masih tidak kekurangan kontroversi dan kritik. Awalnya ditujukan untuk pembaca dewasa, namun remaja banyak menikmati novel (dan masih melakukannya). Sebagai tokoh sentral adalah Holden Caulfield, seorang pemberontak. Mengangkat tema misalnya kebingungan, kecemasan, seksualitas, keterasingan, dan banyak pemberontakan remaja yang terkait dengan isu Caulfield's. Tapi buku ini mengalami kontroversi karena alasan yang sangat sensitif. Beberapa kritikus ingin buku itu disensor karena mengandung "anti-Kristen" sentimen.
10. Nineteen Eighty-Four by George Orwell
Ditulis oleh George Orwell ketika ia menjelang kematian, novel ini sangat dipengaruhi oleh pandangan politik penulis. Tema dalam buku ini menyertakan Amerika Serikat dan Uni Soviet, dan topik-topik seputar seperti totaliterisme, penyiksaan, mengendalikan pikiran, pelanggaran privasi, agama terorganisir, sensor, seks dan banyak lagi. Novel ini juga dikatakan telah menciptakan gagasan tentang "Big Brother", bahwa kita selalu diawasi. Banyak fanatik mengklaim bahwa Nineteen Eighty-Four ditulis oleh Orwell yang sedang sangat sakit dan tidak sehat jasmani pada saat itu sehingga ngawur, dan untuk alasan itu harus dilarang. Lainnya tidak setuju mengatakan itu adalah maha karya-nya.
Langganan:
Postingan (Atom)